Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Ingin Tiru Shanghai  

Reporter

Editor

Heru Triyono

Jumat, 2 Agustus 2013 19:15 WIB

Walikota Bandung terpilih Ridwan Kamil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta- Pagi begitu dingin. Rintik hujan terus turun di Bandung, Jawa Barat. Di halaman kantor konsultan arsitektur PT Urbane Indonesia, seorang pria berbadan “sterek” yang mengenakan kemeja hitam turun dari mobilnya. Dia seorang arsitek ternama, Muhammad Ridwan Kamil, pemilik Urbane. Penampilannya masih sama seperti dua tahun yang lalu ketika kami bertemu di Jakarta: berkacamata, dengan rambut belah samping yang disisir rapi. Bedanya, ia kini siap duduk di kursi Wali Kota Bandung.

Emil--sapaan akrabnya--baru saja melayat ke Cikutra Barat, Bandung. Koleganya, Syarif Hidayat, Senior Manager PT Telkom, meninggal karena kanker. "Dia mendukung saya selama kampanye," kata penerima 2013 Urban Leadership Award dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, ini.

Kami pun berbincang di ruang kerjanya yang mungil. Emil bercerita baru saja menegur Dinas Perhubungan Kota Bandung karena jalanan rusak di Jalan Tubagus Ismail. Padahal ia baru akan dilantik 16 September mendatang. "Saya bilang, tiga hari jalan harus beres," kata pria berusia 41 tahun ini.

Hari itu, Senin 22 Juli 2013 lalu, dia berbicara panjang-lebar dengan kami, Heru Triyono, Gilang Rahadian, Dewi Rina Cahyani, dan fotografer Wisnu Agung Prasetyo dari Tempo. Tak hanya soal programnya sebagai orang nomor satu di Kota Bandung, tapi juga kehidupan pribadi dan perusahaannya yang harus vakum.

***

Apa pekerjaan rumah utama yang harus diselesaikan untuk membenahi Kota Bandung?

Ada dua, pekerjaan fisik dan nonfisik. Fisiknya adalah infrastruktur, mengatasi kemacetan dan banjir. Nonfisiknya adalah reformasi pelayanan publik. Selama blusukan, saya hitung-hitung kurang-lebih ada 50 masalah.

Dari 50 masalah, mana yang akan diprioritaskan?

Saya ingin membenahi transportasi publik dulu, termasuk perbaikan infrastruktur jalan. Saya akan memberi pilihan. Jadi, nantinya, saya ingin warga yang pergi jarak jauh itu naik monorel. Jarak sedang naik bus dan angkot (angkutan kota). Sedangkan jarak dekat naik sepeda sewaan. Monorel sudah MoU dengan Gubernur (Jawa Barat). Rutenya: utara ke selatan, yaitu dari Jalan Dago sampai Jalan Soekarno-Hatta. Kalau timur ke barat, yaitu Cimahi lewat Bandung-Jatinangor-Soreang-Padalarang. Semoga, kalau sudah dikasih menu pilihan begitu, secara teori, macet akan terurai.

Kapan urusan infrastruktur transportasi itu selesai?

Dari pengalaman saya dengan kota-kota lain saat saya menjadi konsultan sekitar tiga tahun, dua tahun pertama tahap konstruksi. Memang akan cukup riweuh, karena berdebu dan juga macet. Dulu, Surabaya juga dua tahun pertama diprotes. Tapi tahun ketiga sudah bagus. Orang kita ini tidak sabaran. Jalan bolong, marah. Pas ditambal juga marah karena proses nambal bikin macet. Saya akan prioritaskan dana APBD kota ke infrastruktur jalan. Kalau urusan jalan beres, sebenarnya setengah kekhawatiran warga Bandung terhadap kotanya terselesaikan.

Berapa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung?
Rp 4,7 triliun per tahun. Sedangkan pendapatan asli daerah Bandung masih di bawah Rp 2 triliun.

Bagaimana mengatasi kesenjangan angka tersebut?

Saya akan merevolusi dunia CSR (corporate social responsibility). Saya akan bikin kartu, namanya kartu "I Love Bandung". Kartu ini akan diberikan ke individu atau institusi perusahaan yang mau menyumbang untuk Bandung. Misalnya, Rp 1 juta per tahun mendapat kartu silver. Kalau Rp 1 miliar mendapat gold. Kalau Rp 100 miliar mendapat platinum.

Kompensasi buat pemilik kartu?

Misalnya satu perusahaan izinnya bisa langsung dibantu sama saya. Atau setahun sekali makan malam bersama Wali Kota. Lebih personal. Di Thailand sudah diterapkan.

Bukankah langkah itu rawan konflik kepentingan?
Tentu ada batasan etika. Membantu tapi minta proyek, mending tidak usah.

Kemudian, sebagai arsitek, bagaimana konsep penataan kota Bandung?
Thematic planning. Semua akan serba tematik. Misalnya akan didirikan taman tematik, seperti Taman Persib, Taman Patung, Taman Baca, Taman Dzikir. Lalu pasar tematik, mulai dari pasar batik, pasar seni, pasar tas. Kampung juga saya jadikan tematik. Kini ada kampung fotografi, jadi pameran fotonya di gang-gang.

Ada kota yang menjadi kiblat?

Shanghai. Saya suka kota ini. Ada originalitas kampungnya, akan tetapi di dalam rumahnya terjadi proses produksi yang global. Saya ingin Bandung seperti itu. Secara fisik khas kampung Indonesia, tapi di dalamnya ada proses produksi yang kompetitif. Bandung, kalau hanya mengejar modernnya saja, tidak ada bedanya dengan kota lain. Makanya, setiap kampung di Bandung harus punya identitas.

Maksudnya?

Saya ingin setiap kampung memiliki tradisi gapura lagi. Dan di taman bermainnya ada orang berkesenian Sunda. Kemudian ada proses produksi kerajinan yang pasarnya global.

Bagaimana membuat masyarakat bergairah terlibat?
Saya akan bikin konsep ekonomi kerakyatan kreatif. Bandung akan saya bawa menjadi kota wisata internasional dan ekonomi kreatif. Saya akan meneteskan triliunan, yang biasanya hanya mutar di situ-situ saja, ke rumah penduduk. Saya akan bekerja sama dengan Ikatan Wanita Usaha Indonesia agar ibu-ibu yang menganggur bisa bekerja dengan sistem marketing yang kita kelola. Bikin pabrik kecil intinya, mah….

Menarik....

Ya.., ada juga nantinya rumah hotel. Jadi, rumah warga yang kamarnya bisa disewa akan kita motivasi untuk masuk ke dalam jaringan rumah hotel Bandung. Jadi, akan ada pilihan, menginap di hotel atau rumah penduduk. Tapi ada standarnya.

Reformasi pelayanan publik?

Rukun warga (RW) akan diberdayakan. Setelah saya amati saat blusukan, masalahnya mirip. Posyandu yang kekurangan susu, ibu PKK yang tidak berkembang, Karang Taruna yang menganggur. Jadi, saya akan berdayakan 1.500 RW di Bandung. Saya anggarkan Rp 100 juta per tahun per RW dari dana APBD. Dana itu setengahnya untuk insentif, setengah lagi untuk program. Itu harus dengan proposal, dan online. Ini sekaligus juga revolusi proses demokrasi di level RW. Biar melek teknologi. Pelaporan transparan, dan seterusnya.

Bagaimana dengan banjir?

Saya programkan pengerukan sungai dan menambah gorong-gorong. Saya juga akan meluncurkan gerakan sejuta biopori. (*)

Berita Terpopuler:

Ini Aliran Duit Dalam Rekening Ahok

Aksi Gagah Supir Transjakarta Tegur Penyerobot

Roy Marten: Jokowi Pegang Indonesia, Ahok Jakarta

Tak Hanya PKL, Ahok Siap Senggol Konglomerat

Hore, BBM untuk Android dan iOS Mulai Tersedia

Berita terkait

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

6 hari lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

8 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

8 hari lalu

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

PAN juga telah menyiapkan sejumlah alternatif nama apabila nantinya Golkar menginginkan nama lain. Ada Eko Patrio dan Lula Kamal.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

9 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

9 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

11 hari lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?

14 hari lalu

Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?

Jika Ridwan Kamil maju di Pilkada Jabar, Golkar akan berfokus pada pencalonan Ahmad Zaki Iskandar dan Erwin Aksa di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Waketum Golkar Sebut Istri Ridwan Kamil Belum Mundur dari Bursa Calon Pilwalkot Bandung

14 hari lalu

Waketum Golkar Sebut Istri Ridwan Kamil Belum Mundur dari Bursa Calon Pilwalkot Bandung

Doli menyebut istri Ridwan Kamil itu belum tentu maju Pilwalkot Bandung dan melepas statusnya sebagai calon anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

15 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

19 hari lalu

Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

Sejumlah kandidat yang digadang-gadang akan maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya