Pelanggaran HAM, Wiranto dan Prabowo Berbeda Sikap

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 2 Juli 2013 23:25 WIB

Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, saat bertemu di kantor DPP Partai Hanura, Jakarta, (13/4). Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Dua calon presiden pada Pemilu 2014, Wiranto dan Prabowo Subianto, berbeda sikap soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia masa lalu. Wiranto menyatakan siap bertanggung jawab atas kerusuhan Mei 1998. Sedangkan Partai Gerindra yang dibentuk Prabowo menyatakan isu Pengadilan HAM Ad Hoc tak penting.

"Untuk isu pelanggaran HAM, saya berani pertanggungjawabkan apa yang saya lakukan di masa lalu selalu berdasarkan hukum dan kebijakan negara," kata Wiranto usai deklarasi sebagai calon presiden berpasangan dengan pengusaha Hary Tanoesoedibjo di Jakarta, Selasa 2 Juli 2013. Ketika kerusuhan terjadi Wiranto menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Keamanan, dan Panglima ABRI.

Wiranto mengaku sudah berkeliling ke negara lain dan bertanya ihwal isu pelanggaran HAM dan pencalonannya sebagai presiden. Menurut dia, beberapa negara dan duta besar tidak mempermasalahkannya jika menjadi calon presiden. Dia siap dikonfrontasi dengan pihak yang menuding dirinya terlibat dalam huru-hara 1998. "Siapapun yang menuduh macam-macam, silakan bertemu dan kita diskusi apa yang terjadi di masa lalu," katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai wacana pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc lebih bermuatan politik. Wacana ini hanya menjadi konsumsi elite politik menjelang Pemilu Presiden 2014. "Rakyat tak perlu pengadilan HAM," kata Fadli.

Prabowo merupakan salah satu calon presiden yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi dalam berbagai survei. Prabowo konsisten menempati posisi tiga besar. Namun, Prabowo kerap dikaitkan dengan penculikan aktivis pada 1998 oleh Tim Mawar. Tim ini merupakan satuan di bawah Komando Pasukan Khusus. Prabowo menjadi pemimpin Kopassus ketika penculikan dilakukan.

Penculikan ini menyeret 11 anggota Tim Mawar ke Pengadilan Mahkamah Militer. Pengadilan memecat komandan Tim Mawar Mayor Bambang Kristiono dan empat anggotanya. Enam anggota hanya ditahan tanpa dikenai sanksi pemecatan. Terkait kasus ini, Prabowo diseret ke Dewan Kehormatan Perwira dan diputuskan bersalah.

Fadli menjelaskan, pengadilan militer sudah mengadili dan menghukum pelaku penculikan itu. Prabowo tidak pernah diajukan ke pengadilan militer karena tidak terkait dengan penculikan itu. "Keterlibatan Prabowo hanya rumor," kata dia. Fadli mengapresiasi langkah Wiranto yang menyatakan siap bertanggung jawab atas kerusuhan Mei 1998.

WAYAN AGUS PURNOMO | ANANDA BADUDU

Terpopuler:
Teman Wartawati Korban Perkosaan Bantah Polisi
Gadis Cilik Ini Terkunci 2 Tahun di Lemari
Betulkah Muslim Indonesia Paling Dermawan Sedunia?
Hakim: Luthfi Hasan Terbukti Disuap
Wartawati Korban Pemerkosaan Mulai Terbuka ke Polisi
Resep SBY Agar Tahan Godaan Harta dan Wanita

Berita terkait

Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

7 Januari 2023

Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

Sampai Sipon meninggal dunia, Wiji Thukul masih berstatus orang hilang. Padahal, Presiden Jokowi pernah berjanji mencari Wiji Thukul.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut Penyelesaian Kasus HAM Masa Lalu PR Bersama

5 Juni 2018

Jaksa Agung Sebut Penyelesaian Kasus HAM Masa Lalu PR Bersama

Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu bukan hanya pekerjaan rumah Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya