Calon walikota Makassar dari partai Golkar yang juga incumbent, Ilham Arief Sirajuddin bersama istrinya, Aliyah Mustika, memasukkan kertas suara pada pilkada di Makassar (29/10). Foto: ANTARA/Adnan
TEMPO.CO, Makassar - Selama Ramadan, Pengawas Pemilu akan bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia-Makassar. Tujuannya untuk melakukan pengawasan tempat ibadah agar tidak dijadikan sarana kampanye oleh pasangan calon Wali Kota Makassar. "Bentuk kerjasamanya berupa pengawasan terhadap pasangan calon yang menggunakan tempat ibadah sebagai sarana kampanye," kata Ketua Panwaslu Makassa.r Amir Ilyas, Jumat. 21 Juni 2013.
Dalam prakteknya, Panwaslu bakal mengerahkan 143 perugas panitia lapangan serta 36 pengawas di tingkat kecamatan. Dan kini, Panwaslu telah mengirimkan surat kepada MUI untuk melakukan membahas teknis pengawasan itu. "Ada beberapa pernyataan yang dianggap kampanye," kata Amir. Seperti menyebut nama sendiri, tagline, bagi-bagi sembako atau apapun yang mengandung unsur pasangan calon. "Air minum kemasan bergambar wajah calon pasangan pun akan kami beri teguran."
Komisi Pemilihan Umum Makassar bakal mengumumkan penetapan calon Wali Kota Makassar pada 22 Juli 2013. Dan selama Ramadan, sejumlah calon memiliki kegiatan safari. Misalnya pasangan Tamsil Linrung-Dasad Latief yang menggelar kampung Ramadan: menjual menu berbuka puasa dan membuka toko baju muslimah. "Kami tidak akan melakukan kampanye dini, seperti membagikan menu yang bergambar pasangan ini," janji juru bicara Tamsil-Dasad, Muttaqien Yunus.
Sedangkan pasangan Supomo Guntur-Kadir Halid menggelar buka puasa dan sahur bersama dengan tim atau masyarakat. Soal lokasi, pasangan itu belum menentukannya. "Tetapi kami tidak akan melakukan kampanye dini," kata juru bicara Supomo-Kadir, Dedi Alamsyah. "Saya berharap panwas bisa memilah yang mana dikatakan kampanye dan tidak."
Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menilai, ada persoalan yang akan terjadi seusai DPR mengesahkan UU Pilkada.