Hasyim Muzadi Dukung Khofifah Jadi Cagub Jatim  

Reporter

Minggu, 24 Maret 2013 14:51 WIB

Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdhatul Ulama (Muslimat NU), Khofifah Indar Parawangsa. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jember - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta seluruh pengurus NU dan warga nahdliyin Jawa Timur untuk mendukung Khofifah Indarparawangsa dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur yang berlangsung Agustus mendatang.

"Jawa Timur adalah rumahnya nahdliyin. Maka dukunglah Khofifah sebagai satu-satunya calon gubernur NU. Yang lain Cuma jadi calon wakil gubernur, tidak bisa ambil kebijakan, dan hanya jadi suruhan gubernur," kata Hasyim saat memberikan pengarahan politik dalam acara "Silaturrahmi dan Konsolidasi Pendukung Khofifah" di Aula Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember, Ahad siang, 24 Maret 2013.

Menurut Hasyim, dukungan perlu diberikan kepada Khofifah demi kebaikan pemerintahan dan warga Jawa Timur. Apalagi Khofifah sudah membuat komitmen para para kiai NU untuk berkompetisi dengan jujur dalam meraih kursi gubernur Jawa Timur.

Hasyim juga menjelaskan, dalam komitmennya, Khofifah menegaskan tidak akan melakukan kecurangan dan pencurian suara. Selain itu, jika terpilih menjadi gubernur, Khofifah menyatakan kesanggupannya untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tanpa ada korupsi, juga memberikan pelayanan birokrasi yang bersih.

Hasyim menegaskan, Khofifah menyatakan kesanggupannya untuk berkampanye tanpa membawa-bawa nama para kiai NU, termasuk mencantumkan foto para kiai sepuh dalam poster atau reklame. Sebab, cara-cara seperti itu merendahkan martabat para kiai. “Cukup gunakan anak-anak muda yang cerdas dan berani bikin perubahan di Jawa Timur,” ujarnya.

Hasyim optimistis tim pemenangan Khofifah mampu mengikis kecurangan dalam pemilihan gubernur mendatang. "Pada pilgub 2008 terdapat kecurangan sekitar 180 ribu suara. Sudah dipersoalkan, tapi tidak tuntas. Sekarang para pelakunya sudah sadar dan berjanji akan memperbaiki kesalahannya," ucapnya.

Hasyim tak lupa meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) segera melakukan audit keuangan pemerintahan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Sebab, setiap calon inkumben cenderung menggunakan dana pemerintah untuk kepentingan politiknya, seperti hibah dan bantuan sosial.

Dua pos anggaran itu, kata Hasyim, sering disalahgunakan. Itu sebabnya perlu dilakukan pengawasan. Jangan sampai anggaran yang seharusnya dicairkan September 2013, tapi sudah dikucurkan lebih awal.

MAHBUB DJUNAIDY

Berita terkait

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

22 Agustus 2016

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.

Baca Selengkapnya

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

12 Juli 2016

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

Hadar bakal meminta bantuan Direktorat Pendudukan dan Catatan Sipil memastikan keberadaan pendukung calon perseorangan.

Baca Selengkapnya

Kajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada  

29 Juni 2016

Kajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada  

KPK melakukan penelitian dengan mewawancarai 286 calon yang kalah pada pilkada. Ini temuannya.

Baca Selengkapnya

Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan  

19 Juni 2016

Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan  

Polisi mengevakuasi anggota KPUD Muna keluar dari TPS sambil melepaskan tiga tembakan ke udara.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna  

19 Juni 2016

Hari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna  

Ini merupakan pemungutan suara ulang yang kedua kali akibat saling gugat dua pasangan calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Pilkada, Bawaslu Kini Bisa Periksa Politik Uang  

6 Juni 2016

Revisi UU Pilkada, Bawaslu Kini Bisa Periksa Politik Uang  

Bawaslu kini bisa memeriksa kasus politik uang dalam pilkada.

Baca Selengkapnya

Syarat Calon Perorangan Dipersulit, Ini Kata Pendukung Garin  

6 Juni 2016

Syarat Calon Perorangan Dipersulit, Ini Kata Pendukung Garin  

Pendukung Garin menilai seharusnya DPR sebagai wakil rakyat membuat aturan yang lebih bermutu.

Baca Selengkapnya

Disahkannya UU Pilkada Dinilai Memicu Potensi Konflik  

5 Juni 2016

Disahkannya UU Pilkada Dinilai Memicu Potensi Konflik  

Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menilai, ada persoalan yang akan terjadi seusai DPR mengesahkan UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Pilkada Akhirnya Disahkan, Ini Reaksi PKS  

2 Juni 2016

Undang-Undang Pilkada Akhirnya Disahkan, Ini Reaksi PKS  

PKS sebelumnya menilai anggota DPR yang maju ke pilkada tak perlu mundur dari keanggotaan di Dewan, melainkan hanya perlu cuti.

Baca Selengkapnya

DPR Sahkan Undang-Undang Pilkada

2 Juni 2016

DPR Sahkan Undang-Undang Pilkada

DPR akhirnya mengesahkan undang-undang tentang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dalam sidang paripurna hari ini.

Baca Selengkapnya