TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Survei Nasional dalam surveinya menempatkan Partai Demokrat sebagai partai paling korup dalam persepsi publik. Sebanyak 70,4 persen publik menilai Demokrat sebagai partai paling korup, disusul Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera.
"Persepsi Partai Demokrat sebagai partai terkorup semakin menguat," kata Direktur Eksekutif LSN, Umar S. Bakry, saat pemaparan hasil survei di Jakarta, Ahad, 24 Maret 2013. Dia membantah apa yang disampaikan Sekretaris Kabinet Dipo Alam bahwa Partai Golkar sebagai partai terkorup.
LSN mengadakan survei pada 26 Februari-15 Maret 2013 di 33 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang. Survei dilakukan dengan metode teknik pencuplikan rambang berjenjang dan proporsional terhadap jumlah penduduk di setiap provinsi.
Simpangan kesalahan survei sebesar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan berpedoman pada kuesioner. Survei ini dilengkapi dengan wawancara mendalam dan analisis media.
Dipo sebelumnya menunjukkan angka statistik banyaknya kepala daerah dari Golkar yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Menurut Umar, publik tidak mengikuti apa yang disampaikan Dipo Alam. Selain itu, kata Umar, tidak semua masyarakat mengikuti pemberitaan di media, termasuk yang disampaikan Dipo.
Umar menyatakan persepsi publik bahwa Partai Demokrat sebagai partai korup terus menguat. Pada survei Oktober 2012, hanya 51,4 persen publik yang menyatakan Demokrat sebagai partai korup. Kini, persepsi publik terhadap partai pemerintah ini semakin anjlok.
Tak heran, tingkat elektabilitas Partai Demokrat, menurut survei LSN, hanya sebesar 4,3 persen. Angka ini jauh dibandingkan tingkat elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar, yaitu sebesar 20,5 persen dan 19,2 persen.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita terkait
AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat
26 Februari 2024
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut tidak ingin membesar-besarkan perseteruannya dengan Moeldoko yang ia anggap sudah lewat.
Baca SelengkapnyaIni Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan
4 April 2023
AHY mengungkapkan alasan dugaan Moeldoko ingin menghalangi pencapresan Anies Baswedan dengan mengambil alih Partai Demokrat
Baca SelengkapnyaAHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat
4 April 2023
AHY, Kuasa Hukum Partai Demokrat, hingga Moeldoko memberikan tanggapannya terkait klaim bukti baru di peninjauan kembali kasus kudeta Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko
4 April 2023
KSP Moeldoko mengajukan PK selang sehari setelah Partai Demokrat usung Anies Baswedan sebagai capres 2024. Ini kata AHY dan Andi Mallarangeng.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat Sebut Kubu Moeldoko Sudah Cerai Berai
3 Oktober 2021
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono, Herzaky Mahendra Putra, menyebut kubu Moeldoko sudah cerai berai.
Baca SelengkapnyaDonal Fariz Sebut Konflik Demokrat Menarik Karena Libatkan Orang Luar Partai
13 Maret 2021
Donal Fariz, mengatakan polemik Demokrat tak menarik jika hanya melibatkan internal partai politik.
Baca SelengkapnyaKubu KLB Tuding Ada Setoran Wajib DPC ke DPP, Kubu AHY: Jangan Mengada-Ada
10 Maret 2021
Herzaky Mahendra Putra membantah keras tudingan dari Kubu KLB bahwa ada setoran wajib dari daerah untuk kepengurusan AHY
Baca SelengkapnyaKata Marzuki Alie KLB Demokrat Kembalikan Marwah Partai
9 Maret 2021
Marzuki Alie menjelaskan perubahan di tubuh Demokrat terjadi sejak Kongres 2015. Ada perubahan AD/ART.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Disarankan Belajar dari Megawati Mendirikan Partai Baru
8 Maret 2021
Anwar Abbas menyarankan Moeldoko, belajar dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk membentuk partai baru.
Baca SelengkapnyaSiap Maafkan Moeldoko, AHY: Beliau Mantan Panglima, Saya Tetap Hormat
8 Maret 2021
AHY mengaku secara pribadi tidak ada masalah dengan Moeldoko.
Baca Selengkapnya