TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat meminta Komisi Pemilihan Umum terus memutakhirkan data pemilih pada Pemilu 2014. Pemutakhiran ini bertujuan agar kasus kisruh daftar pemilih tetap, seperti pada Pemilu 2009, tidak terulang kembali.
"KPU bisa memutakhirkan data pemilih, terutama daerah-daerah yang memiliki anomali data," kata Wakil Ketua Komisi Pemerintahan DPR Abdul Hakam Naja di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2013.
Kemarin, Hakam mencontohkan perbedaan data pemerintah daerah dengan data Kementerian Dalam Negeri. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan, jumlah penduduk Jawa Tengah sebanyak 39,29 juta jiwa per 26 November 2012.
Namun, berdasarkan daftar agregat kependudukan per kecamatan (DAK2) dari Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk menjadi 32,57 juta jiwa. Hakam menyatakan ada selisih 6 juta penduduk antara data pemerintah daerah dan data pemerintah pusat.
Hakam menjelaskan, KPU memakai DAK2 untuk menyusun alokasi kursi. Namun, berdasarkan data pemilih dan data penduduk pemilihan kepala daerah sebelumnya, ada perbedaan signifikan antara data KPU dan data yang dimiliki pemerintah. Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri sangat yakin datanya valid. "Artinya, salah satu salah," kata dia.
Politikus Partai Amanat Nasional ini menerangkan, KPU diminta melibatkan para pihak, seperti Kemendagri dan pemerintah daerah, untuk memutakhirkan data. Jika perlu, KPU harus langsung memverifikasi ke lapangan jika ada perbedaan mencolok. "Makanya kami minta pemutakhiran terus dilakukan," ujar dia.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita terkait
Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
20 jam lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
1 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
1 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
2 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
2 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca SelengkapnyaPeneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
2 hari lalu
PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaBMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali
5 hari lalu
Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.
Baca SelengkapnyaMK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya
6 hari lalu
Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya
6 hari lalu
Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai
6 hari lalu
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnya