Di Senayan, Ahok Pernah Ditawari Upeti

Rabu, 31 Oktober 2012 10:52 WIB

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. TEMPO/STR/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku pernah ditawari "upeti" berupa uang Rp 15 juta oleh pemimpin komisinya ketika bertugas sebagai anggota DPR pada 2009 lalu. Ahok --begitu Basuki biasa disapa--tak tahu-menahu asal muasal uang tersebut.

"Saya tolak waktu itu," kata Ahok pada Tempo di Balai Kota Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2012.

Ahok tak mengetahui pasti apakah uang tersebut merupakan upeti dari mitra kerja Komisi II seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau kementerian. Ia mengaku hanya ditawari uang senilai Rp 15 juta tersebut usai sebuah rapat sebagai anggota Komisi II. "Saya tidak tahu itu dari mana. Tidak ada buktinya uang itu dari mana," katanya. Ahok hanya yakin bahwa uang itu bukan anggaran resmi yang disediakan Sekretariat Jenderal DPR.

Sejak menolak uang Rp 15 juta tersebut, Ahok mengaku tak pernah lagi ditawari uang. Akibatnya, dia tidak tahu modus dan pelaku pembagian upeti di DPR.

Tapi, Ahok mengaku pernah ditawari uang sekitar Rp 1 juta ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah. "Upeti" itu diberkan oleh lembaga negara yang dia kunjungi ketika itu. "Itu saya tolak juga," katanya.

Rumor pemberian upeti ke DPR meruap setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, melarang perusahaan pelat merah mengucurkan uang pelicin kepada oknum anggota DPR. Ketua DPR Marzuki Alie merasa tersinggung dengan ucapan Dahlan tersebut.

ANANDA W. TERESIA

Berita Terpopuler:
Marzuki Alie Tersinggung oleh Dahlan Iskan

Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar

Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR

SMS Inisial Anggota DPR ''Tukang Peras''

Anggota DPR ''Palak'' BUMN, Apa Kata Aria Bima

SMS DPR Pemeras Disebar? Dahlan Menjawab

Berita terkait

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

2 Oktober 2019

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

Anggota Fraksi PDIP DPR itu akan diperiksa sebagai saksi untuk politikus PAN, Sukiman, yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

21 Juni 2019

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

Romahurmuziy pernah diperiksa dalam kasus ini pada Agustus 2018. Dia mengaku tidak tahu urusan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 8 tahun penjara dalam perkara suap dana perimbangan daerah.

Baca Selengkapnya

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

Konsultan, Eka Kamaluddin yang didakwa menjadi perantara suap untuk Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 4 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

28 Januari 2019

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

Sebelumnya, jaksa KPK menuntut mantan anggota Fraksi Demokrat DPR Amin Santono 10 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

22 Januari 2019

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

Jaksa juga meminta hakim menjatuhkan hukuman tambahan kepada Amin Santono yaitu pencabutan hak politik selama 5 tahun.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

22 Januari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

Pegawai Kemenkeu Yaya Purnomo dituntut 9 tahun penjara oleh jaksa KPK dalam perkara suap dan gratifikasi terkait pengurusan anggaran untuk daerah.

Baca Selengkapnya

Sekda DKI: Kawal Transparansi Anggaran yang Telah Terbentuk

6 Juni 2017

Sekda DKI: Kawal Transparansi Anggaran yang Telah Terbentuk

Saefullah mengatakan publik berhak bertanya jika ada kegiatan Pemprov DKI yang dinilai aneh dalam penggunaan APBD.

Baca Selengkapnya

Cegah Oknum Mainkan Kasus, KPK Siapkan E-Coordination

20 Agustus 2016

Cegah Oknum Mainkan Kasus, KPK Siapkan E-Coordination

Ini agar publik bisa melaporkan dugaan kasus korupsi dan memantau penanganannya.

Baca Selengkapnya

Hapus Kata Bersayap, Susi Pangkas Dana Siluman Rp 200 Miliar

16 Desember 2015

Hapus Kata Bersayap, Susi Pangkas Dana Siluman Rp 200 Miliar

Langkah Menteri Susi Pudjiastuti menghapus penggunaan sejumlah kosa kata bersayap mampu memangkas dana siluman Rp 200 miliar.

Baca Selengkapnya