Dianggap Tak Tegas, SBY Panen Pujian di Luar Negeri  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 27 September 2012 16:27 WIB

Susilo Bambang Yudhoyono. REUTERS/Shannon Stapleton

TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden SBY sering kali dikritik tidak tegas oleh sekelompok masyarakat dan lawan politiknya. Namun, di luar negeri, Presiden SBY memanen banyak pujian.

Baru-baru ini, Presiden SBY mendapat penghargaan di bidang lingkungan dan ekonomi. Tercatat sudah 24 penghargaan dari luar negeri yang disterima Presiden SBY yang menjabat dua periode itu.

"Di dalam negeri, SBY dianggap tidak tegas, tidak bekerja, bahkan negara dianggap gagal. Namun di luar negeri justru mendapatkan banyak penghargaan," kata Asisten Staf Khusus Presideng Bidang Publikasi, Zaenal A. Budiyono, dalam bedah bukunya yang berjudul Memimpin di Era Politik Gaduh: Jika Kinerja Nyata Presiden SBY Dianggap Pencitraan di Yogyakarta, Kamis, 27 September 2012.

Contoh penghargaan yang baru-baru ini diterima SBY yakni di bidang ekonomi karena pertumbuhan ekonomi antara 6-7 persen. Ada empat negara yang juga mendapatkan penghargaan yaitu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, dan Turki atau disingkat MIST.

MIST menggantikan posisi negara-negara yang pertumbuhan ekonominya mencapai 7 persen tahun lalu, yaitu BRIC. Negara-negara itu adalah Brazil, Rusia, India, dan Cina.

Menurut Zaenal, pemerintahan di bawah kepemimpinan SBY dituduh hanya mengandalkan kekayaan alam. Tetapi, dia melanjutkan, tidak hanya eksplorasi saja yang dibesarkan tanpa menambah nilai pendapatan negara dari produk sumber daya alam. Contohnya ekspor batu bara yang dulunya bahan mentah, saat ini, diatur harus berupa smelter setengah jadi meskipun masih ada negosiasi tentang hal itu.

Dalam buku setebal 204 halaman itu, Zaenal membagi 34 tulisan dalam 5 sub judul. "Buku ini mengandung pembelaan, penghormatan, kebangsaan terkait anak bangsa yang obyektif, santun, dan sistematis," ujarnya.

Guru Besar Ilmu hukum dan Directur Centre for Local Law Development Studies (CLDS) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jawahir Thontowi, yang menjadi pembahas buku mengatakan terpilihnya SBY tahun 2004 akibat dari ikon perang melawan korupsi sebagai slogan SBY. Sayangnya, di era Kabinet SBY II dimulai, terjadi "missing link" terhadap korupsi dan terkesan ada inkonsistensi kebijakan politik

Ia menambahkan, kegaduhan politik melahirkan isu-isu miring untuk SBY. Bahkan George Junus Aditjondro menulis Gurita Cikeas yang jelas dialamatkan ke lingkaran SBY. Juga ditambah dengan kasus Bank Century, kasus Gayus Tambunan, tersangkutnya kader Partai Demokrat dalam korupsi.

MUH SYAIFULLAH

Berita terpopuler lainnya:
Hadiah US$ 60 Juta bagi Pria yang Mau Nikahi Lesbi

Kapolri Perintahkan Djoko Susilo Datang ke KPK

Alumni SMA 6 Usulkan Sanksi bagi Kepala Sekolah

AD Tersangka Tawuran Pelajar di Manggarai

Kakek Asal Banyuwangi Naik Haji 21 Kali

Satu Pelajar Tewas Lagi dalam Tawuran

Nikita Mirzani Bakal Nongol di Majalah Playboy?

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

4 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

9 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

49 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya