Alisansi Turunkan Bagul Unjuk Rasa di Bundaran HI

Reporter

Editor

Sabtu, 27 Maret 2004 17:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekitar 100 orang yang mengatasnamakan diri Aliansi Turunkan Bagul melakukan aksi unjuk rasa di Bunderan Hotel Indonesia (HI) Jakarta, Sabtu (27/3). Aksi yang berlangsung sejak pukul 15.00 WIB menuntut Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Anton Bagul dicopot dari jabatannya dan diseret ke pengadilan HAM.Koordinator aksi unjuk rasa ini, Roman N. Ledong, mengatakan Anton Bagul harus dicopot dari jabatannya terkait dengan kebijakan pembabatan tanaman kopi milik petani Manggarai. "Ini kebijakan paling buruk selama ini. Jika tidak dicopot maka dampaknya akan lebih buruk lagi. Dari segi budaya dia tidak lagi sebagai orang Manggarai," tegas Roman.Aksi ini berawal ketika Bupati Manggarai mengeluarkan kebijakan untuk mengusir dan membabat laham kopi, cengkeh, vanila milik rakyat dengan dalih untuk reboisasi. Kebijakan yang dilaksanakan sejak Oktober 2003 ternyata mendapat penolakan dari masyarakat. "Padahal masyarakat sudah menanam kopi sejak 30 tahun yang lalu," kata pemuda asal Manggarai ini. Buntutnya, sebanyak enam petani tewas, 28 orang dalam kondisi kritis serta puluhannya luka-luka dalam peristiwa bentrokan antara polisi dengan petani 10 Maret lalu. Atas peristiwa penembakan yang dilakukan polisi tersebut dan tindak kekerasan ini, mereka meminta Anton Bagul harus bertanggung jawab. "Tetapi dia tidak merasa bertanggung jawab dengan mengatakan petani menyerang polisi terlebih dahulu," katanya.Dalam aksi unjuk rasa ini, massa membawa spanduk dan berbagai poster yang isinya menuntut agar Bupati Manggarai-NTT mundur dari jabatannya. "Stop perampasan hak asasi petani, tolak pembantaian petani, seret Bagul ke pengadilan," demikian bunyi spanduk yang mereka bawa. Selain itu aksi massa yang terdiri dari berbagai elemen seperti Forum Masyarakat Manggarai Jakarta, Forum Florette Flores, Kontras, Walhi, dan sebagainya membawa poster yang isinya berbunyi, "Kopi Adalah Nafas Petani", "DPRD Pecat Bagul Segera", "Mendagri Jangan Pelihara Bupati Bagul". Sebagian massa juga terlihat mengenakan kain songket, selendang dan peci khas Manggarai.Aksi unjuk rasa ini juga diwarnai dengan happening art dan upacara adat berupa penyembelihan ayam hitam sebagai simbol pelepasan kejahatan yang dilakukan pemerintah daerah sekarang. Upacara adat ini dipimpin seorang tua golo(ketua adat). Sebelum menyembelih hewan tersebut, ia menyerukan agar masyarakat bersatu memberantas kejahatan dan mengutuk pelaku kejahatan. Edy Can - Tempo News Room

Berita terkait

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

10 hari lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

13 hari lalu

Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

Istana Kepresidenan memastikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak akan hadir dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII

Baca Selengkapnya

Anggota Baleg DPR Sebut Kawasan Aglomerasi Dukung Jakarta Tak 'Tenggelam', Apa Alasannya?

54 hari lalu

Anggota Baleg DPR Sebut Kawasan Aglomerasi Dukung Jakarta Tak 'Tenggelam', Apa Alasannya?

Mardani mengatakan kawasan aglomerasi yang diusulkan pemerintah dalam RUU DKJ jauh lebih lentur.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Cerita Elisha Lumintang Sehari Menggantikan Bahlil Menjadi Menteri Investasi

12 September 2023

Cerita Elisha Lumintang Sehari Menggantikan Bahlil Menjadi Menteri Investasi

Cerita Elisha Lumintang, Putri Otonomi Indonesia, yang sehari menggantikan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi.

Baca Selengkapnya

Rakornas Bapemperda 2023, Kemendagri Singgung Ada Pemerintah Daerah Bikin Perda Tinggal Copy Paste

6 Juli 2023

Rakornas Bapemperda 2023, Kemendagri Singgung Ada Pemerintah Daerah Bikin Perda Tinggal Copy Paste

Ditjen Otda Kemendagri menyinggung masih ditemukannya pemerintah daerah yang membuat Perda dari menyalin daerah lain atau copy paste.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Partai Darul Aceh, Partai yang Lahir Setelah Konflik GAM dan Pemerintah Indonesia Berakhir

6 Juni 2023

Asal-usul Partai Darul Aceh, Partai yang Lahir Setelah Konflik GAM dan Pemerintah Indonesia Berakhir

Partai Darul Aceh berasal dari Partai Daulat Aceh, wadah politik masyarakat Aceh yang dibuat setelah konflik GAM-Indonesia berakhir

Baca Selengkapnya

Hari Otonomi Daerah, Tito Karnavian: Muncul Mutiara Terpendam, Misalkan Presiden Jokowi

29 April 2023

Hari Otonomi Daerah, Tito Karnavian: Muncul Mutiara Terpendam, Misalkan Presiden Jokowi

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan plus minus dari pelaksanaan Otonomi Daerah selama 27 tahun terakhir. Salah satu sisi positifnya adalah muncul mutiara-mutiara terpendam dari daerah, seperti Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

7 Januari 2023

Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

Sampai Sipon meninggal dunia, Wiji Thukul masih berstatus orang hilang. Padahal, Presiden Jokowi pernah berjanji mencari Wiji Thukul.

Baca Selengkapnya

Sekjen Kemendagri: Indonesia Paling Progresif Terapkan Politik Desentralisasi

31 Oktober 2022

Sekjen Kemendagri: Indonesia Paling Progresif Terapkan Politik Desentralisasi

Pembagian kekuasaan yang merujuk pada UU Nomor 23 Tahun 2014 itu menjadi pembeda pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang berlandaskan pada kerangka NKRI.

Baca Selengkapnya