Nurlaila, istri dari Wartawan Foto Majalah Angkasa Didik Nur Yusuf menabur bunga saat mengikuti proses pemakaman jenasah suami di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu (23/5). Didik adalah satu dari 45 korban kecelakaan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 9 Mei lalu. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
TEMPO.CO, Jakarta - Winnie, istri dari Ruli Dermawan, salah satu penumpang pesawat angkut sipil Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100), menuturkan tidak ada firasat sedikitpun akan kejadian yang menimpa suaminya.
"Tidak ada firasat apapun, perjumpaan terakhir ya tadi pagi, suami pamit berangkat, semuanya normal," kata Winnie yang ditemui di Pusat penanganan krisis Halim Perdanakusuma.
Selain Winnie, hingga pukul 20.45 WIB ada 6 keluarga penumpang yang sudah berada di Halim Perdanakusuma. Seperti diketahui, pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 hilang dari pantauan radar. Pesawat itu lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma pukul 14.30. Pesawat Sukhoi Superjet-100 diduga kuat jatuh setelah empat jam kehilangan kontak. Daya tahan pesawat tak memungkinkannya terbang melebihi waktu tersebut.
"Pesawat Sukhoi kemungkinan jatuh karena hanya memiliki endurance empat jam," kata Laksamana Muda Iskandar Sitompul. "Saat ini sudah lebih dari 4 jam."
Pesawat Sukhoi Superjet-100 kehilangan kontak pada ketinggian 6.000 kaki setelah lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Hubungan Masyarakat Badan SAR Nasional, Gagah Prakoso, mengatakan sebelum hilang kontak pesawat teridentifikasi berada di titik koordinat sekitar kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
"Lost contact pada ketinggian dari 10.000 kaki - 6.000 kaki," kata Gagah Prakoso.