Sebanyak 63 Persen Anggota DPR Merangkap Pengusaha

Reporter

Editor

Senin, 26 Maret 2012 03:49 WIB

TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO , Jakarta:Pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menyebut ada 63 persen anggota Dewan Perwakilan Rakyat merangkap sebagai pengusaha. Sebagian dari mereka punya perusahaan gadungan. "Sebagian besar anggota DPR jadi pengusaha. Dan ada sebagian politikus yang membuat perusahaan abal-abal," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Ahad 25 Maret 2012.

Hamdi mendasarkan pernyataannya pada data penelitian salah satu mahasiswanya. Dari penelitian tersebut diketahui ada peningkatan persentase anggota Dewan rangkap pengusaha, dari periode lalu, ke periode sekarang. Namun Hamid tak mengungkap seberapa besar kenaikan persentase itu.

Menurut Hamdi, sebagian anggota Dewan tadi bisa memisahkan kedua profesinya dengan baik. Namun adapula yang sengaja menjadi politikus dan bekerja di Senayan, semata-mata karena ingin meraup fulus dari sejumlah proyek dari duit anggaran pendapatan dan belanja negara.

"Kecenderungannya, pengusaha tertarik ke bidang legislatif karena melihat ada kesempatan," kata dia. "Ada pengusaha, yang 63 persen itu, yang bisnisnya dari proyek-proyek APBN. Itu karena dari awal, memang mereka melihat besarnya anggaran dan mereka itu ada yang dari dulunya 'main' di situ (Senayan), misalnya kontraktor."

Ia mencontohkan politikus Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, sebagai salah satu sosok pengusaha yang terjun menjadi politikus. Nazaruddin dianggap ingin menggaet proyek APBD. Terdakwa kasus suap Wisma Atlet Jakabaring itu, Hamdi menjelaskan, begitu lihai memainkan proyek dan mendapatkan komisi dari para kontraktor, hingga akhirnya membuat pengusaha profesional tak berdaya melawannya.

Hamdi menyayangkan masalah ini tak diatur khusus dalam sebuah undang-undang. "Kalau enggak salah, yang enggak boleh itu anggota dewan yang merangkap direktur perusahaan. UU kita masih memperbolehkan anggota dewan menjadi pemegang saham," ujarnya. "Jadi ya ujung-ujungnya ke etika kepantasan."

Makin banyaknya anggota dewan merangkap pengusaha, menurut Hamdi, bisa diselesaikan lewat perekrutan yang lebih ketat. Caranya dengan menelusuri dan mengecek rekam jejak sang calon anggota dewan atau melacak aset sang anggota dewan, untuk melihat apakah hartanya berasal dari hasil tindak pidana.

"Para calon itu harus disorot terus, dikuliti," kata dia. "Kalau memang busuk, ya akan ketahuan busuk. Penambahan asetnya juga harus di-tracking. Kalau perlu, dilihat juga sampai ke (harta) keluarganya."

Pakar hukum pencucian uang dari Universitas Trisakti Yanti Garnasih menambahkan, korupsi di Indonesia semakin terorganisasi dengan baik. Di DPR misalnya, ada kemungkinan terjadi kerja sama antara Badan Anggaran, anggota komisi, dan pengusaha, dalam menggarong anggaran. "Mereka sudah sinergis," kata dia pada acara yang sama.

ISMA SAVITRI

Berita terkait

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

14 hari lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Daftar Pimpinan DPR yang Terjerat Kasus Korupsi

27 September 2021

Daftar Pimpinan DPR yang Terjerat Kasus Korupsi

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Azis Syamsuddin menambah daftar pimpinan badan legislatif yang terjerat kasus korupsi.

Baca Selengkapnya

KPU Tunggu Tiga Partai Lengkapi Berkas DPRD Kota Malang

7 September 2018

KPU Tunggu Tiga Partai Lengkapi Berkas DPRD Kota Malang

KPU sedang mengebut berkas pelantikan PAW DPRD Kota Malang.

Baca Selengkapnya

Didakwa Terima Suap 7 M, Anggota DPR Musa Zainuddin Eksepsi  

13 Juli 2017

Didakwa Terima Suap 7 M, Anggota DPR Musa Zainuddin Eksepsi  

Anggota Komisi V DPR Musa Zainuddin menyatakan keberatan atas dakwaan jaksa KPK yang menyebut dia menerima suap Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Suap Proyek Infrastruktur Daerah, Anggota DPR Dituduh Terima 7 M

13 Juli 2017

Suap Proyek Infrastruktur Daerah, Anggota DPR Dituduh Terima 7 M

Anggota DPR Musa Zainuddin didakwa menerima suap Rp7 miliar dalam kasus dugaan korupsi anggaran proyek insfrastruktur di DPR.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Celah Korupsi Anggaran

6 Juli 2017

Tak Ada Celah Korupsi Anggaran

Terungkapnya berbagai modus korupsi dari perencanaan anggaran sampai proses pelaksanaan APBN atau APBD sejatinya karena penggunaan sistem anggaran berbasis kinerja (ABK) atau performance based budgeting. Pada intinya, ABK merupakan prinsip penganggaran yang berorientasi pada hasil (output) dan kemanfaatan (outcome) dari setiap rupiah uang negara/daerah yang digunakan untuk membiayai berbagai program/kegiatan pemerintah pusat/daerah.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Dosen ITB Saat Disodori Tas Berisi Uang E-KTP  

4 April 2017

Pengakuan Dosen ITB Saat Disodori Tas Berisi Uang E-KTP  

Dosen ITB Munawar yang menjadi ketua tim teknis, diajak bertemu adik Andi Narogong, mafia e-KTP di Hotel Atlet, Senayan.

Baca Selengkapnya

Tersangka Suap Proyek Jalan di Maluku, Ini Kata Yudi Widiana  

7 Februari 2017

Tersangka Suap Proyek Jalan di Maluku, Ini Kata Yudi Widiana  

Yudi membantah mengenal Aseng. Ia mengatakan tidak pernah berhubungan dengan Aseng, baik langsung maupun tidak langsung.

Baca Selengkapnya

Sanusi Dihukum 7 Tahun, KPK Tak Terima Sepenuhnya  

29 Desember 2016

Sanusi Dihukum 7 Tahun, KPK Tak Terima Sepenuhnya  

Penyidik KPK akan mengembangkan indikasi keterlibatan pihak lain dalam perkara Sanusi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diperiksa KPK 7,5 Jam

13 Desember 2016

Kasus Korupsi E-KTP, Setya Novanto Diperiksa KPK 7,5 Jam

Setya Novanto mengaku telah mengklarifikasi sejumlah isu kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.

Baca Selengkapnya