TEMPO Interaktif, Jayapura - Puluhan anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Devisi II Makodam Pemka IV Paniai terluka dalam insiden baku tembak dengan pasukan brigade mobil Indonesia di Paniai, Selasa, 13 Desember 2011.
“Ada sekitar 20 yang terluka. Belum tahu berapa yang meninggal dan berapa yang luka. Besok saya akan ambil datanya dan kasih ke media,” kata Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka Devisi II Makodam Pemka IV Paniai, Leo Yeimo, Selasa malam.
Ia mengatakan, saat baku tembak terjadi, dia berada jauh dari lokasi. “Tapi polisi Indonesia tidak mendapat senjata kita. Kita mundur ke hutan. Belum tahu langkah apa yang akan diambil komandan Yogi. Kita masih menunggu,” ujarnya.
Meski jauh, ia tetap mengetahui perkembangan di lapangan. “Saya agak jauh, tapi laporan terus saya dapat. Saya akan sampaikan lagi perkembangannya.”
Direktur Lembaga Penelitian Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum di Manokwari, Papua Barat, Yan Christian Warinussy meminta agar kontak senjata kedua pihak dihentikan. “Saat ini, baik rakyat Papua dan Pemerintah Indonesia sudah berkeinginan sama untuk mengedepankan cara-cara damai. Berkenaan dengan itu, tindakan mengerahkan pasukan untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok sipil bersenjata, adalah suatu langkah mundur dan tidak pro-damai untuk mencari solusi yang holistik-integral terhadap masalah-masalah krusial di Tanah Papua,” urainya.
LP3BH Manokwari juga mendesak Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuka sidang paripurna dan mengeluarkan keputusan politik menghentikan semua aksi kekerasan di Papua. “Harus mengedepankan cara-cara persuasif dalam mencari model penyelesaian yang damai,” ujarnya.
JERRY OMONA
Berita terkait
Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti
16 hari lalu
Perubahan istilah KKB menjadi OPM justru berpotensi meningkatkan eskalasi konflik di Papua
Baca SelengkapnyaTNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM
16 hari lalu
TNI masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan Letda Inf Oktovianus Sogalrey.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis
17 hari lalu
Penyebutan nama OPM bisa berdampak negatif lantaran kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSetelah Kebakaran SD Inpres, Polisi Sebut Ada Percobaan Pembakaran SD Negeri di Yahukimo
14 Maret 2023
Arief Kristanto mengatakan ada percobaan pembakaran terhadap SD Negeri Dekai, Jalan Seredala, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Baca SelengkapnyaSusi Pudjiastuti Soal Insiden Susi Air: Pilot Disandera OPM hingga Penerbangan Tertunda
1 Maret 2023
Susi Pudjiastuti buka suara soal insiden pembakaran pesawat Susi Air di Papua, mulai dari pilot yang disandera OPM hingga penerbang yang tertunda.
Baca SelengkapnyaSusi Air Akan Beberkan Perkembangan Terakhir Pencarian Pilotnya yang Disandera KKB di Papua
1 Maret 2023
Maskapai penerbangan milik Susi Pudjiastuti, PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air), akan menggelar jumpa pers hari ini. Apa yang akan diumumkan?
Baca SelengkapnyaPesawat Susi Air Dibajak dan Dibakar, Penerbangan di Zona Merah Sebaiknya Dilakukan Militer?
11 Februari 2023
Pengamat transportasi mengatakan penerbangan di zona merah sebaiknya dilakukan militer agar mencegak pembajakan yang terjadi pada pesawat Susi Air.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI Korban Serangan TPNPB - OPM di Nduga Bertambah 1 Orang
27 Maret 2022
Prajurit TNI korban serangan TPNPB-OPM di Nduga, Papua, pada Sabtu kemarin menjadi 2 orang.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Akui Serang Bandara Kiwi yang Tewaskan 1 Anggota TNI
21 September 2021
Baku tembak antara TPNPB-OPM dengan TNI kali ini menewaskan satu anggota TNI.
Baca SelengkapnyaTNI Jamin Keamanan Warga di Papua Usai TPNPB-OPM Serukan Perang
21 September 2021
Pangdam Cenderawasih mengatakan seruan TPNPB-OPM tentang perang dan penyerangan ke warga non Papua tak banyak berpengaruh ke masyarakat.
Baca Selengkapnya