Sukmawati Luncurkan Buku Kudeta Merangkak

Reporter

Editor

Jumat, 9 Desember 2011 03:04 WIB

TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA:-Sukmawati Soekarnoputri, puteri keempat mendiang Bung Karno meluncurkan sebuah buku kesaksian sejarah "kudeta" sang ayah. Buku berjudul "Creeping Coup D'etat" merupakan catatan kesaksian Sukmawati terhadap apa yang terjadi setelah Gerakan 30 September (G 30 S) Partai Komunis Indonesia 1965.

"Kegundahan pencarian kebenaran membuat saya menulis buku ini," kata Sukmawati saat peluncuran bukunya di Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta, Kamis 8 Desember 2011 malam.



Sukmawati mengatakan, kudeta terhadap Soekarno yang sesungguhnya bukanlah kudeta oleh Partai Komunis Indonesia tetapi oleh Dewan Jenderal yang dikendalikan oleh Mayor Jenderal Soeharto. Namun, Dewan Jenderal yang sesungguhnya justru dibantai oleh Soeharto.

Dia menegaskan, komandan kudeta pada waktu itu adalah Soeharto dengan alat tentara Angkatan Darat. Memang diakui ada sebab lain yaitu DN Aidit sebagai pemimpin PKI terkecoh dengan intrik internal Angkatan Darat. Selain itu juga keblingernya pimpinan PKI, lihainya Nikoli (neo kolonialisme/asing) dan oknum-oknum di pemerintahan.

Dijelaskan, kudeta merangkak dalam teori Cornell oleh Ben Anderson ada empat yaitu kudeta empat tahap. Pertama yang menjadi target presiden, kedua panglima, ketika orang yang dalam pemerintah dan partai pendukung.

Tetapi cara kudeta yang dilakukan terhadap Soekarno berbeda. Yaitu pertama jenderalnya dulu yang dibantai, kedua menteri-menteri (16 menteri) dalam kabinet Trikora ditangkap dan dipenjara tanpa proases pengadilan, lalu pembantaian partai pendukung dalam hal ini PKI. "Baru presidennya disingkirkan tidak boleh memerintah kembali," kata Sukmawati.

Karena sang ayah dikudeta secara perlahan itu, lalu diperlakukan dengan tidak adil, Sukmawati tidak akan pernah memaafkan Soeharto.

Ketua Umum Partai Nasional Indonesia dan Marhainisme itu menyatakan terbitnya buku itu supaya ada perubahan paradikma stigma yang menyudutkan PKI dan PNI pada waktu itu yang dipersalahkan tanpa ada proses hukum.

Buku 160 halaman terbitan kerjasama Yayasan Bung Karno dan Media Pressindo ini mengulas secara detail dan kronologis kudeta yang dilakukan Soeharto terhadap Soekarno.

"Bapak waktu itu tidak dekat dengan Soeharto, yang paling dekat adalah A Yani yang menjabat Panglima Angkatan Darat," kata dia.

Kata pengantar dalam buku itu ditulis oleh Asvi Warman Adam, peneliti LIPI. Ia menuliskan, kudeta merangkak adalah rangkaian kegiatan untuk mengambil kursi kepresidenan secara bertahap sejak 1 Oktober 1965 hingga 1966.

"Upaya pengambilan kekuasaan memang dilakukan kelompok Soeharto secara serius," kata Asvi dalam kata pengantar buku itu.

Surat perintah sebelas Maret (Supersemar), tulis dia, bukan keluar secara mendadak atau bukan inisiatif mendadak M Jusuf, Basuki Rahmat dan Amir Machmud. Pada 9 Maret 1966 Soeharto melalui Jenderal Alamsyah telah mengutus dua penguasa yang dekat Bung Karno (Dasaad dan Hasyim Ning) ke Istana Bogor untuk membujuk beliau menyerahkan pemerintahan.

"Tidak berhasil dibujuk, maka dilakukan penekanan terhadap Bung Karno, antara lain dengan demonstrasi besar-besaran mahasiswa pada 11 Maret 1966," tulis Asvi.



MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Akademisi Dorong Metode Nikson Nababan Bangun Desa Diterapkan Nasional

15 hari lalu

Akademisi Dorong Metode Nikson Nababan Bangun Desa Diterapkan Nasional

Nikson Nababan menggunakan model NIKSON (needs, innovation, knowledge, synergy, operation and norm) dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis data presisi.

Baca Selengkapnya

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.

Baca Selengkapnya

Konsisten Berkarya, Komunitas Saya Belajar Hidup Meluncuran Buku ke-12 di Yogyakarta

11 Juni 2023

Konsisten Berkarya, Komunitas Saya Belajar Hidup Meluncuran Buku ke-12 di Yogyakarta

Komunitas Saya Belajar Hidup konsisten berkarya dan menerbitkan buku. Komunitas menulis ini sudah berjalan selama 8 tahun dan menerbitkan 12 buku

Baca Selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional, BRIN dan Sultanate Institute Luncurkan Buku

2 Mei 2023

Hari Pendidikan Nasional, BRIN dan Sultanate Institute Luncurkan Buku

Buku Keajaiban Negeri Emas Zabaj menjelaskan tentang kawasan Asia Tenggara dari sudut pandang pelayar abad 9 dan 10.

Baca Selengkapnya

Jelang HUT ke-68, SYL Luncurkan Dua Buku

16 Maret 2023

Jelang HUT ke-68, SYL Luncurkan Dua Buku

Dua buku perjalanan tersebut berujudul "The SYL Way: The Miracle of Hardworking" dan "The SYL Way: I Love My Job".

Baca Selengkapnya

NU Cabang Tiongkok Luncurkan Buku, Tekankan Pentingnya Santri Belajar ke Cina

7 Februari 2023

NU Cabang Tiongkok Luncurkan Buku, Tekankan Pentingnya Santri Belajar ke Cina

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok meluncurkan buku bertajuk "Santri Indonesia di Tiongkok"

Baca Selengkapnya

Wartawan Senior Tempo Arif Zulkifli Luncurkan Buku Jurnalisme di Luar Algoritma

28 Januari 2023

Wartawan Senior Tempo Arif Zulkifli Luncurkan Buku Jurnalisme di Luar Algoritma

Buku itu dibuat, kata wartawan Tempo Arif Zulkifli, untuk mencoba memberikan insight dalam pemberitaan berbentuk reportase.

Baca Selengkapnya

Rilis Buku Baru, Bamsoet Hargai Pentingnya Pertemanan

10 September 2022

Rilis Buku Baru, Bamsoet Hargai Pentingnya Pertemanan

Pertemanan dan membina jaringan menjadi kunci penting dalam perjalanan karier Bambang Soesatyo.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR RI Apresiasi Terbitnya Buku 'NKRI Harga Mati'

24 Agustus 2022

Ketua MPR RI Apresiasi Terbitnya Buku 'NKRI Harga Mati'

Merujuk aspek yuridis, gagasan negara kesatuan merupakan pengejawantahan rumusan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia

Baca Selengkapnya

Peluncuran Buku 'Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, dan Karya', Penulis: Dia Pemimpin Otentik

15 Juli 2022

Peluncuran Buku 'Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, dan Karya', Penulis: Dia Pemimpin Otentik

Anies Baswedan disebut sebagai pemimpin otentik dalam peluncuran buku 'Anies Baswedan: Gagasan, Narasi, dan Karya'.

Baca Selengkapnya