Reshuffle Diharap Jadi Titik Balik Kinerja Pemerintahan
Reporter
Editor
Kamis, 20 Oktober 2011 14:52 WIB
Menteri Hukum dan HAM Amir Sjamsoeddin (kiri), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kedua kiri), Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Tjitjip Sutardjo (ketiga kiri) dan sejumlah menteri lainnya mengucapkan sumpah jabatan yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pelantikan Menteri dan Wakil Menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/10). Presiden melantik sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II hasil perombakan kembali (reshuffle) kabinet yang diumumkan Selasa (18/10) malam. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso menilai reshuffle kabinet yang baru dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus dijadikan momentum titik balik bagi dua tahun pemerintahan SBY.
"Mudah-mudahan ini titik balik ketika Presiden memutuskan reshuffle dua hari sebelum ulang tahun kedua. Reshuffle ini saya anggap momentum Presiden untuk memastikan membangun kabinet baru setelah dilakukan pembaruan di beberapa kementerian," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Kamis, 20 Oktober 2011.
Hari ini, 20 Oktober, tepat pemerintahan SBY berulang tahun yang kedua. Berbagai kritik memang datang bertubi-tubi kepada pemerintahan SBY selama dua tahun ini. Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia beberapa waktu lalu, kepuasan publik terhadap pemerintahan SBY terus menurun dua tahun terakhir. Dua kasus korupsi yang menimpa Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi catatan serius pemerintahan dalam bidang pemberantasan korupsi.
Selain itu, SBY juga dikritik lantaran pertumbuhan ekonomi juga tak kunjung membaik. Bidang luar negeri juga menjadi sorotan LSI karena pemerintah dianggap tak mampu melindungi tenaga kerja Indonesia. Seperti kasus pemancungan Ruyati di Arab Saudi. Ruyati dipancung karena didakwa membunuh majikannya.
Priyo mengatakan, selama dua tahun ini, kinerja pemerintahan memang tak menggembirakan meskipun semangat Presiden SBY cukup baik. Namun, pada kenyataannya, kinerja pemerintahan tak juga membaik. Misalnya, "Mengenai penegakan hukum dan keamanan, saya melihat ada ikhtiar luar biasa. Tapi, toh, nyatanya masih juga terjadi aspek psikologis yang dirasakan publik terkait meledaknya bom dan beberapa teroris yang masih berkeliaran di tempat publik."
Priyo sendiri melihat Presiden SBY selama ini cukup bekerja keras. Ia mengaku sering melihat SBY dalam keadaan tidak segar karena kurang beristirahat. "Kalau saya melihat semangat Presiden. Mata beliau yang kadang kala memerah, di bawah kelopaknya makin menebal. Ini kelihatannya beliau serius sekali dalam memimpin negara. Saya bayangkan Presiden kurang tidur memikirkan negara sehari-hari. Lebih baik saya yakini itu," ujarnya.
Meskipun semangat Presiden cukup baik, penilaian Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang cukup mengkhawatirkan, menurutnya, harus menjadi catatan. Ditanya, apakah pemerintahan salah kelola? Priyo tak bisa menjawab. "Di mana yang salah saya tidak tahu. Tetapi saya yakini DPR tetap akan menjalankan tugas konstitusional untuk mengawasi," ujarnya.