TEMPO Interaktif, Lumajang - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhamadiyah Din Syamsudin mengutuk keras aksi bom yang diledakkan di Masjid Al-Dzikra, kompleks kantor Kepolisian Resor Kota Cirebon, Jumat 15 April lalu.
Din menilai pelaku pengeboman adalah orang yang tak memiliki rasa Ketuhanan dan perikemanusiaan. Din, yang saat kejadian Jumat (15/4) tengah berada di Amerika Serikat, mengatakan, tindakan tersebut bukanlah ajaran agama dan jauh dari nilai-nilai keagamaan.
“Bunuh diri dalam Islam saja jelas tindakan kafir karena bukti dari keputusasaan,” kata dia saat menghadiri acara pelantikan Pengurus Daerah Muhamadiyah Kabupaten Lumajang, di Pendopo Kabupaten Lumajang hari ini, Minggu 17 April 2011.
Apalagi, kata Din, tindakan bunuh diri itu dilakukan sebagai teror di masjid. “Saya tidak bisa membayangkan ada orang muslim yang mau melakukan itu,” katanya.
Karena itu ia meminta apapun motif dan siapapun targetnya, polisi harus segera mengusut secara tuntas dan menyingkap aktor intelektual di balik aksi bom yang diduga sebagai aksi bunuh diri itu. Menurut dia, aksi tersebut tidak mustahil berdampak menghalangi orang Islam untuk menunaikan ibadah di masjid. “Boleh jadi itu skenario untuk mengganggu umat Islam di Indonesia,” katanya.
Namun Din tak menjawab ihwal siapa yang membuat skenario itu. “Saya tidak tahu, saya tidak pada posisi seorang intel,” ujarnya. Namun, kata dia, jika melihat dampaknya, kebanyakan orang bakal menjadi takut ke masjid akibat peristiwa tersebut. “Ini analisis."
Aksi tersebut, kata dia, juga memiliki motif dan efek provokasi untuk memancing kemarahan umat Islam. “Dampaknya mengganggu umat Islam." Karena itu, kata dia, aksi bom bunuh diri ini bukan karena alasan keagamaan, dan bukan pula karena alasan ideologis.
Dien pun meminta umat Islam untuk tetap tenang dan bisa mengendalikan diri.
“Jangan ada reaksi dan tidak perlu khawatir ke masjid. Namun, pemerintah harus mengusut tuntas peristiwa ini,” katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA