SBY Akui Pembangunan Indonesia "Berpenyakit"

Reporter

Editor

Senin, 21 Februari 2011 12:10 WIB

Presiden SBY dan Wapres Boediono (tengah), berserta pimpinan lembaga negara melakukan pertemuan di Gedung Umar Wirahadikusuma, Auditorium BPK, Jakarta (7/2). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO Interaktif, Bogor - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui masih banyak penyakit yang menjangkiti pembangunan di Indonesia. Setidaknya ada lima faktor yang menurutnya kerap membuat pembangunan terhambat atau bahkan gagal. Lima penyakit itu dimintanya harus segera diobati.

"Pertama, pemerintah pusat, utamanya birokrasi, sering lambat dan tidak sejalan dengan sebuah perencanaan," ujarnya saat membuka rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Senin (21/2).

Ia mencontohkan, keputusan yang telah diambil dalam rapat kabinet, sering terhenti di tingkat kementerian. Bawahan si menteri di level eselon satu menentang kebijakan yang sudah diputuskan itu.

Yudhoyono mengkritik adanya pertentangan itu. "Sekali kita putuskan, jangan ada diskusi di bawah, kemudian (rencana) tidak mengalir, merugi kita," kecamnya. Ia berpendapat pertentangan baru boleh ada jika keputusan tersebut ternyata bertentangan dengan regulasi.

Penyakit kedua, pemerintah daerah kerap pula tidak memperlancar dan malah cenderung menghambat. Dia memisalkan sebuah kabupaten dan salah satu kota yang rencana pembangunannya bagus sekali, tapi belakangan terhambat karena Bupati dan Walikota-nya justru tak setuju.

Padahal, Yudhoyono mengklaim dirinya sudah susah payah mencarikan investasi ratusan miliar. "Saya tidak ingin yang begini terjadi lagi. Saya sudah turun gunung menggandeng upaya investasi mengalir ke daerah," ucapnya dengan nada geram tanpa menyebutkan kepala daerah mana yang membuatnya kesal itu.

Yang ketiga, penanam modal terkadang juga ingkar janji, padahal pemerintah telah memenuhi pemberian insentifnya. Akibatnya, rencana pembangunan meleset dan rakyat merugi karena tak mendapat apapun.

Keempat, pemerintah tak kunjung memperbaiki regulasi yang menghambat pembangunan. Padahal, birokrat sudah tahu ada peraturan yang berpotensi memperlambat pembangunan, dan memiliki kemampuan untuk mengubahnya.

Lantas penyakit terakhir adalah adanya kepentingan politik yang tak sehat, baik di pusat atau daerah. "Mari kita jernih, politik harus membawa solusi, tidak boleh diartikan untuk kepentingan sempit sehingga mengunci segalanya," tutur Yudhoyono.

Rapat kerja pemerintah yang dihadiri seluruh anggota Kabinet Indonesia Bersatu, para gubernur, serta petinggi sejumlah perusahaan milik negara ini bertujuan menyusun rencana induk percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia. Perhelatan berlangsung dua hari, mulai pagi ini hingga besok (22/2) siang.

Rapat kerja tersebut dihadiri juga oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Komisi Ekonomi Nasional, dan Komisi Inovasi Nasional.

BUNGA MANGGIASIH | EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

33 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Anak Muda Ikut Rekrutmen Calon ASN 2024

5 Januari 2024

Jokowi Ajak Anak Muda Ikut Rekrutmen Calon ASN 2024

"Manfaatkan peluang dan menjadi bagian dari semangat reformasi birokrasi dan pelayanan publik yang berdampak dan lebih baik," kata Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Itjen Kemenag Sukses Tanggapi 96% Pengaduan Masyarakat Sepanjang 2023

6 Desember 2023

Itjen Kemenag Sukses Tanggapi 96% Pengaduan Masyarakat Sepanjang 2023

Respons dan tindak lanjut atas setiap pengaduan masyarakat (dumas) menjadi perhatian Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag dalam menjalankan tugas pengawasan.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Birokrasi, Ciri-Ciri, dan Contohnya

3 Oktober 2023

Mengenal Apa Itu Birokrasi, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Birokrasi adalah istilah yang dipopulerkan oleh Max Weber, sang Bapak Birokrasi Modern

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya