Fathur Rohman Punya Empat Paspor

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 10:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Fathur Rohman Al Ghozy mengaku memiliki sebuah paspor Indonesia dan tiga paspor Filipina. Kepala Sub Dinas Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Prasetyo, Selasa (12/2), menyatakan hal ini diakui Fathur Rohman kepada tim penyelidik Polri yang datang ke Manila. Prasetyo mengatakan tiga paspor Filipina tersebut atas nama Edris Anwar Rodin, Randy Adam Alih, dan Sami Sali Jamil. Sedangkan satu buah lagi, paspor Indonesia, dengan nama Rony Asad bin Ahmad. Paspor Indonesia dibuat di Kantor Imigrasi Solo. Di Solo pula, Fathur membuat paspor untuk isterinya, Zaenab dengan nama Sheila Mubin. Perincian perjalanan Fathur Rohman, menurut Prasetyo berdasarkan pengakuan Fathur Rohman, adalah: 1989-1990 Fathur Rohman berangkat ke Lahore, Pakistan, atas biaya orang tuanya. Ia kuliah di Lahore University, Pakistan, sampai 1995. 1994 Pada musim libur, Fathur Rohman pergi ke Tulhum, perbatasan Pakistan-Afganistan. Di sana, seorang ustad dari Afganistan melatih menembak, menggunakan senjata laras panjang dan pendek, serta menggunakan bahan peledak. Ia berangkat bersama dua teman sekampus asal Indonesia, Jamaludin dan Quseid, serta dua orang anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Habib dan Solahudin. 1995 Usai kuliah, Fathur Rohman berniat pulang ke Indonesia tapi singgah di Malaysia. Di sana ia bertemu dengan pimpinan Jemaah Islamiah, Faiz Abu Bakar, yang sekarang ditahan pemerintah Singapura. 1996 Fathur Rohman kembali ke Indonesia. Ia mulai rapat dengan teman-temannya dan berencana berangkat ke Moro, Filipina. Ia bertemu dengan seorang warga Medan, Sulaeman, yang mendanai dan membimbingnya ke Moro. Awal Desember 1996 Fathur Rohman menempuh perjalanan ke Moro selama sekitar sebulan. Ia berangkat dari Madiun, Surabaya, dan Bitung di Sulawesi Utara. Dari Bitung ia menyeberang ke General Santo City, Filipina, dan langsung menuju kamp MILF. Di sana ia bertemu dengan Habib dan Solahudin, yang pernah bertemu di Pakistan. Di sini, Fathur Rohman berlatih gerilya di hutan bersama warga Moro termasuk menggunakan senapan mesin M16. 1997 Fathur Rohman kembali ke Indonesia dengan jalur yang sama dengan berangkat, via General Santo City dan Bitung. Di Madiun, Fathur Rohman mengajar sebuah Taman Pengajian Anak di Magetan. Akhir 1997 Fathur Rohman pergi ke Menado dan bekerja di pabrik roti. 1998 Fathur Rohman berangkat lagi ke Moro, melalui Bitung, ke General Santo City. Oleh Faiz Abu Bakar, ia diminta menjelajahi Filipina selama lima bulan. Ia berkenalan dengan Abu Ali, agen penjual bahan peledak. Ia juga membuat rekening Bank Nasional Filipina. Melalui rekening ini, Faiz Abu Bakar memasok dana buat Fathur Rohman. 1999 Fathur Rohman kembali ke Menado, menjadi pekerja pabrik roti. Tak lama kemudian ia pergi lagi ke Moro untuk mendalami wilayah-wilayah Filipina. 2000 Fathur Rohman kembali ke Indonesia. Di Kantor imigrasi Solo, ia membuat paspor dengan nama Rony Asad bin Ahmad. Kemudian ia pergi ke Johor, Malaysia, melalui Batam. Di Malaysia, Fathur Rohman bekerja sebagai mandor di perusahaan milik Faiz Abu Bakar, pemimpin Jemaah Islamiah. September 2000 Fathur Rohman kembali ke Madiun, menikah dengan Zaenab, kembali lagi ke Filipina. Desember 2000 Fathur Rohman membeli sekitar 60 kg bahan peledak. Ia menyerahkan bahan peledak itu kepada Mukhlis, warga Moro, untuk digunakan di Filipina. 30 Desember 2000 Terjadi ledakan bom di Stasiun Kereta Api Pusat, Manila. 4 januari 2001 Dengan menggunakan paspor Filipina atas nama Randy Adam Alih, Fathur Rohman pergi ke Johor menemui Faiz. Pertengahan Februari 2001 Fathur Rohman kembali ke Cebu, Filipina. Maret 2001 Beli 1 kuintal bahan peledak, dititipkan Abu Ali. Mei 2001 Pulang ke Indonesia, tanpa paspor, untuk menjemput istrinya. Ia berangkat dari General Santo City, Bitung, Menado, Surabaya, Solo. Juni 2001 Membuat paspor untuk isterinya di kantor imigrasi Solo, dengan nama Sheila Mubin. Ia berangkat ke Johor dengan reute Madiun, Jakarta, Batam, dan Johor. Juli 2001 Ia menyeberang ke Filipina lewat pelabuhan Nunukan, Kalimantan Timur, ke Menado dan mendarat di General Santo City. Di Filipina, ia membuat paspor dengan nama Sami Sali Jalil. Ia sempat pulang ke Indonesia sebelum kembali ke Filipina. Desember 2001 Menggunakan paspor Filipina atas nama Randy Ali, Fathur Rohman pergi ke Malaysia menemui Faiz, untuk meminta uang US$ 18 ribu. Uang itu ia gunakan untuk membeli bom di Filipina. Rencananya, bahan peledak itu akan dibawa ke Singapura dengan melewati Indonesia. Fathur Rohman membeli bahan peledak bermerk Orica, buatan Filipina di bawah lisensi Selandia Baru, sebanyak satu ton, empat detonator, dan enam gulung kabel. Barang-barang itu diterima Fathur Rohman di General Santos City, kemudian dititipkan di rumah Datu Malagat. 12 Januari 2002 Fathur Rohman kembali ke Manila melalui General Santos City, dengan menggunakan paspor Sammy Sali Jalil. Ia menginap di City State Hotel, Quiapo, Manila. Ia bersiap berangkat ke Kuala Lumpur melalui Bangkok, untuk menghindari pemeriksaan yang ketat, berkaitan dengan info penangkapan kelompoknya di Singapura. Ia akan melaporkan hasil pembelian bahan peledak kepada Faiz. Bahan peledak masih dititipkan di rumah Datu Malagat, di General Santo City. Di tempat itu, disimpan pula sebuah kotak berisi 17 pucuk senjata api M-16 yang akan dikirim ke Indonesia. 15 Januari 2002 Saat berangkat ke bandara Manila, Fathur Rohman ditangkap polisi anti teroris Filipina. Polisi belakangan menggeledah rumah Datu Malagat dan menemukan bahan peledak yang disebut Fathur Rohman. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)

Berita terkait

Tim Hukum PDIP Beberkan Persiapan Sidang Perdana Lawan KPU di PTUN Besok

25 detik lalu

Tim Hukum PDIP Beberkan Persiapan Sidang Perdana Lawan KPU di PTUN Besok

PDIP menggugat KPU RI ke PTUN. Menyoal perubahan PKPU tanpa melalui proses di DPR.

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

6 menit lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

11 menit lalu

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

Asam urat dapat ditangani secara sederhana dengan pengobatan rumahan. Berikut 7 cara yang disarankan.

Baca Selengkapnya

War Tiket Sheila on 7 di Bandung Dimulai, 25 Ribu Fans Diprediksi akan Penuhi Stadion Siliwangi

14 menit lalu

War Tiket Sheila on 7 di Bandung Dimulai, 25 Ribu Fans Diprediksi akan Penuhi Stadion Siliwangi

Penjualan tiket konser Sheila on 7 di Bandung mulai dibuka hari ini pukul 10.00 WIB. Antusiasme penggemar dari berbagai kota sekitarnya sangat besar.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

16 menit lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Bicara Pentingnya Sosialisasi UU DKJ

19 menit lalu

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Bicara Pentingnya Sosialisasi UU DKJ

Heru Budi menegaskan bahwa perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur harus diterima dengan baik.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

20 menit lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

21 menit lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

23 menit lalu

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah belakangan viral di media sosial sebagai perwira tinggi bintang satu termuda. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

27 menit lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya