Ambang Batas Zat Pengawet Makanan Mi Instan Harus Diperketat

Reporter

Editor

Rabu, 13 Oktober 2010 10:41 WIB

Mie instan Indomie. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta: Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang ambang batas kadar zat makanan dalam produk mi instan. Menurut Ketua YLKI Husna Zahir, pemerintah dapat mencontoh negara lain yang memiliki ambang batas lebih rendah dibanding Indonesia. "Kalau negara lain saja bisa, kenapa tidak," ujarnya saat dihubungi, Rabu (13/10).

Husna menyatakan, meskipun Indonesia memiliki ambang batas yang lebih rendah dibanding standar Internasional, ambang batas ini masih dapat ditekan. Alasannya, zat pengawet dalam produk mi instan masih memiliki efek terhadap konsumen. "Efeknya memang jangka panjang, seperti megakibatkan alergi," ujarnya.

Umumnya konsumen tak sadar bahaya dari zat pengawet dalam mi instan itu. Padahal pasar terbesar bagi produk mie instan adalah masyakarat kelas menengah ke bawah. "Biasanya mereka tidak sadar kalau makanan yang mereka konsumsi memiliki efek besar," ujar Husna.

Menurut Husna, sangat mungkin bagi produsen untuk memproduksi mi instan tanpa zat pengawet. Ia mengacu pada pengakuan manajemen PT Indofood yang mengklaim memproduksi mi instan yang bebas dari nipagin --zat pengawet dalam kecap dan saus Indomie-- untuk produk yang dieksport ke Taiwan. "Kalau untuk luar negeri saja bisa, kenapa untuk dalam negeri tidak," ujarnya.

Polemik Zat pengawet dalam mi instan muncul setelah Taiwan melakukan boikot produk mi instan merk Indomie. Taiwan mengatakan bahwa produk yang mereka temukan di lapangan mengandung nipagin yang dilarang.

Advertising
Advertising

Namun berita ini dibantah oleh PT Indofood, produsen Indomie. Menurut mereka, Indomie yang dieksport ke Taiwan sudah memenuhi ketentuan yang berlaku. Indofood menduga produk yang ditemukan pemerintah Taiwan bukan produk yang secara resmi dieksport oleh Indofood, tapi adalah produk Indomie yang diperuntukan bagi pasar Indonesia yang memang memiliki spesifikasi berbeda.

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, Endang R Sedyaningsih, menyatakan bahwa Indomie aman untuk dikonsumsi. Alasannya, kadar nipagin dalam Indomie masih memenuhi ambang batas yang ditentukan pemerintah, yaitu sebesar 250 miligram/kilogram. Endang menyatakan, ambang batas ini masih dibawah ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan Dunia (FAO) sebesar 1000 miligram/kilogram.

Febriyan

Berita terkait

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

23 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

5 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.

Baca Selengkapnya

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

8 Oktober 2023

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.

Baca Selengkapnya

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

7 Oktober 2023

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

17 Juli 2023

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.

Baca Selengkapnya

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

19 Maret 2023

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

9 Maret 2023

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat

Baca Selengkapnya

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

8 September 2022

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas

7 September 2022

Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas

Industri makanan dan minuman tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

7 September 2022

Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

Optimisme industri makanan dan minuman tumbuh 7 persen ditunjukkan dengan geliat kegiatan wisata masyarakat.

Baca Selengkapnya