TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengatakan, pembentukan Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) demokratis dan transparan. Hal itu disampaikan Bachtiar sehubungan dengan adanya protes dari Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, mengenai proses pemilihan anggota Komite.Bachtiar mengatakan, alasan pembentuan panitia seleksi menggunakan Surat Keputusan Mensos dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan adalah untuk efesiensi waktu. "Kita dikejar waktu untuk segera membentuk komite ini. Keterbatasan waktu yang ditentukan oleh undang-undang itu yang membuat kita harus cepat-cepat mengeluarkan surat keputusan," ujarnya seusai acara penyerahan bentuan korban penggusuran di Kali Adem, Jakarta, Senin (27/10).Bachtiar juga menjelaskan, nama-nama anggota Komite sudah diajukan ke Presiden. Mereka dari berbagai unsur. Dari kalangan cendikiawan, perguruan tinggi, usahawan dan lain-lainnya. Jumlahnya sekitar 18 orang. Pengumunan nama-nama Komite itu menunggu keluarnya Keputusan Presiden. "Karena itu saya belum bisa mengumumkan," katanya. Ia juga menjelaskan, terkait dengan protes yang disampaikan Seto Mulyadi, Departemen Sosial sudah menyelesaikannya. "Saya sudah memberitahu Seto dan dia bisa memahaminya," katanya. Selain itu, terkait dengan adanya ancaman demo dari berbagai lembaga swadaya masyarakat perlindungan anak, Bachtiar menegaskan, hal itu sah-sah saja. "Sepanjang dilakukan dengan tertib, sopan, dan tidak asal menyerang," katanya. Siti Masriyah - Tempo News Room
Berita terkait
Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024
2 menit lalu
Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024
Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.