Tim Departemen Agama NTB Bantu Tentukan Arah Kiblat Masjid
Reporter
Editor
Sabtu, 30 Januari 2010 08:57 WIB
TEMPO Interaktif, Mataram - Kantor Wilayah Departemen Agama Nusa Tenggara Barat sudah memiliki Tim Arah Kiblat, Hisab, dan Rukyat yang bisa dimintai tolong untuk membantu menetapkan arah kiblat masjid yang dibangun. Penetapannya dilakukan menggunakan peralatan di antaranya kompas.
Sebelumnya, pada 2009, memenuhi permintaan Komandan Brimob Polda NTB, Kanwil Depag NTB sudah membantu memperbaiki arah kiblat masjid di kompleks Markas Brimob Polda NTB yang terletak di Pantai Sekip Ampenan. "Ada kekeliruan yang miringnya terlalu jauh,’’ kata Kepala Kanwil Depag NTB Lalu Suhaimi Izmy kepada Tempo, Sabtu (30/1) pagi.
Karenanya, arah kiblatnya sudah diperbaiki dan mimbar masjid yang keliru tersebut tidak digunakan lagi. Walaupun tanpa mengubah tata letak bangunan, saf salatnya disesuaikan dengan perubahan arah kiblat yang benar.
Menurut Suhaimi Izmy, untuk menetapkan salah benarnya arah kiblat tidak boleh menggunakan perasaan. Pengalaman pribadinya selama kuliah di Yogya maupun di daerahnya sendiri di Lombok, memang sesekali ada merasakan menghadap ke selatan. "Tapi perasaan itu tidak bisa jadi ukuran,’’ ujarnya kemudian.
Ketua Majelis Ulama Indonesia NTB Syaiful Muslim mendukung adanya reka ulang arah kiblat masjid di daerahnya. Ini untuk memastikan perubahan akibat sering terjadinya gempa atau perputaran bumi maupun memang ada kekeliruan yang disebabkan tidak menggunakan kompas. "Tapi, kemungkinan tidak terlalu jauh,’’ ucapnya.
Sebab selama ini, sudah banyak pembangunan musala dan masjid yang meminta bantuan terlebih dahulu dan ditetapkan berdasarkan penggunaan alat untuk mencegah kekeliruan. "Pembangunan masjid di sini kan menggunakan dana umat,’’ katanya.
Masalah kiblat masjid ini mengemuka setelah adanya pendapat Direktur Lembaga Rukyatul Hilal Indonesia, Mutoha Arkanuddin pada seminar "Verifikasi arah kiblat untuk kemaslahatan umat Islam," yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dia, ada 80 persen arah kiblat masjid salah.
Namun, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Rohadi Abdul Fatah menyatakan, hanya sekitar 20 persen masjid dari 763 ribu masjid di Indonesia tidak mengarah kiblat. Perubahan arah tersebut terjadi akibat gempa bumi sehingga menimbulkan pergeseran tanah.