TEMPO Interaktif, Batu:Sebanyak 70 persen dari seluruh volume sampah sebanyak 350 meter kubik per hari belum bisa ditampung dan dikelola dengan baik diTempat Pembuangan AKhir (TPA) sampah Ngaglik, Kota Batu. Ini dikarenakan Pemkot Batu belum mempunyai TPA yang baik dan tekhnologi pengolahan yang modern.Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkot Batu, Wiwik Sukesih, sampah yang tidak tertampung saat ini banyak berada di rumah-rumah penduduk. "Beruntung, masyarakat mau memanfaatkan sampah tersebut menjadi kompos dan kerajinan dari sampah rumah tangga," katanya, Rabu (3/9).Untuk mengatasi masalah ini, Pemkot Batu membangun TPA baru di daerah Tlekung seluas 6 hektar dengan tekhnology sanitary landfiled. Dana pembangunan TPA sebesar 22 miliar yang berasal dari Pemkot Batu sebesar Rp 12 miliar dan bantuan Pemerintah Pusat sebesar Rp 10 miliar.Dana dari Pemkot Batu akan dipakai untuk pembelian buldozer, excavator, dan pembebasan lahan seluas 4,5 hektare untuk lahan bufferzone dan untuk zona penimbunan. Selain itu, Pemkot Batu harus membangun kantor LPA sampah dan melebarkan akses jalan masuk. Pembangunan TPA saat ini sudah mencapai 55 persen.Wiwik Sukesih mengatakan akan mengusulkan agar pembelian excavator dan buldoser ditanggung Pemerintah Pusat. Sehingga dana pendamping dari Pemkot Batu bisa dikurangi. "Sangat berat jika harus mengeluarkan uang Rp 10 miliar," ujarnya.Wakil Ketua Komisi Bidang Pembangunan DPRD Kota Batu, Muhammad Nissom mengaku kaget dengan adanya pembangunan TPA Tlekung. Menurutnya, Pemkot Batu hingga kini belum pernah mengkoordinasikan pembangunan TPA ini dengan DPRD. "Eksekutif berjalan sendiri. Kami diberitahu setelah pembangunan selesai 55 persen," katanya. DPRD berencana tak akan menyetujui proyek ini. BIBIN BINTARIADI
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.