TEMPO.CO, Jakarta - Pidato yang diduga disampaikan Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Viktor Laiskodat, di Nusa Tenggara Timur viral di media sosial. Dalam pidatonya tersebut ia menuding Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional sebagai partai intoleran pendukung khilafah.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyayangkan pidato tersebut. Menurut dia, pernyataan seperti itu tidak semestinya disampaikan oleh Viktor yang dikenal sebagai petinggi Partai NasDem. Pernyataan ini, kata saleh, mengusik kenyamanan kader-kader atau simpatisan partai yang disebut.
Baca: Partai SBY Sesalkan Ketua NasDem Sebut Demokrat Dukung Intoleran
"Dengan teknologi sosmed yang ada saat ini, video dan pernyataan itu sangat cepat menyebar. Dari dapil saya saja, sudah banyak yang mempertanyakan. Ada banyak aktivis partai dan simpatisan yang resah," kata Saleh lewat pesan singkat pada Tempo, Jumat, 4 Agustus 2017.
Saleh berujar dari paparan yang disampaikan Viktor terlihat bahwa yang bersangkutan kurang memahami makna bernegara dalam sistem khilafah. Bila dipahami secara utuh dan benar, pernyataan itu tidak mungkin dialamatkan kepada keempat partai tersebut, khususnya kepada PAN.
"Apalagi sejarah membuktikan bahwa PAN lahir dari rahim reformasi yang dalam perjalanannya konsisten memperjuangkan dan menjaga demokrasi," ujar Saleh.
Simak: Wakil Ketua PAN Tertawa Hary Tanoe Dukung Jokowi di Pilpres 2019
Selain itu, PAN juga tidak tepat disebut sebagai partai yang intoleran. Saleh menjelaskan anggota legislatif PAN di pusat dan daerah sangat heterogen, baik dari aspek suku, bangsa, bahasa, dan agama. Bagi partainya perbedaan adalah merupakan sunnatullah (hukum alam) yang harus diterima sebagai anugerah dari Tuhan.
Menurut Saleh, PAN kerap bekerja sama dengan banyak pihak termasuk dengan Partai NasDem. "Di parlemen, banyak persoalan yang diselesaikan secara bersama-sama dengan partai lain," kata dia.
Wakil Ketua Komisi Tenaga Kerja Dewan Perwakilan Rakyat ini meminta jangan karena perbedaan pandangan politik untuk satu dua isu, lalu ada penilaian miring subjektif seperti ini. Perbedaan pandangan antara PAN dengan NasDem dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Organisasi Masyarakat harus disikapi dengan bijak.
Lihat: Hanura Akan Bahas Calon Wakil Jokowi di Pilpres 2019
"Kalau Pak Viktor tidak bisa menghormati pendapat dan pandangan partai lain, bukankah hal itu cerminan sikap intoleran itu sendiri? Sebaiknya, semua pihak perlu introspeksi demi menciptakan situasi kondusif yang diinginkan semua pihak," tuturnya.
Video pidato Viktor tersebar luas di media sosial seperti WhatsApp maupun YouTube. Dalam video berdurasi 2 menit 5 detik itu ia berorasi soal adanya kelompok ekstremis yang hendak mengubah konsep pemerintahan di Indonesia menjadi khilafah dan ada partai-partai di DPR yang mendukungnya.
Hingga berita ini dibuat, belum. ada konfirmasi dari Viktor. Adapun Ketua DPP Partai NasDem, Johnny G. Plate mengatakan pidato Viktor Laiskodat, di Nusa Tenggara Timur merupakan upaya untuk menjaga Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pondasi bangsa dari ancaman ideologi lain. Pihaknya, kata dia, mendukung pernyataan Viktor tersebut.
AHMAD FAIZ