TEMPO.CO, Jakarta - Insiden penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan di lingkungan rumah sendiri membuat warga sekitar tempat tinggal penyidik KPK tersebut berang. Warga RT 03 RW 10 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengantisipasi insiden seperti teror terhadap Novel berulang.
"Tak boleh ada lagi teror terhadap warga di Jalan Deposito," kata Imam Masjid Al-Ihsan, Abdur Rahim Hasan, Senin, 31 Juli 2017. Masjid Al-Ihsan merupakan masjid di Jalan Deposito, yang juga tempat Novel salat Subuh berjemaah sebelum disiram air keras pada 11 April lalu.
Baca juga: Cerita Tetangga Soal Penyerangan Novel Baswedan
Berbagai upaya dilakukan warga setempat untuk mencegah teror seperti yang terjadi pada Novel terulang. Ranting pohon yang menutupi lampu jalan ditebang. Dua lampu sorot 150 watt lalu dipasang di depan Masjid Al-Ihsan untuk menerangi setiap arah Jalan Deposito. Dengan lampu-lampu itu, tetangga Novel berharap tak ada lagi celah teror.
Menurut Ketua RT 03, Wisnu Broto uang untuk pemasangan lampu diperoleh dari urunan warga. Wisnu ingin kepolisian mengungkap kasus ini sejelas-jelasnya.
Wisnu mengatakan hampir semua warga RT 03 RW 10 mengenal sosok pemberantas korupsi ini. Sudah tiga bulan penyidik utama Novel absen dalam berbagai kegiatan RT.
Mata Novel Baswedan nyaris buta sebelah akibat disiram air keras oleh dua orang pada subuh, 11 April lalu. Novel hingga kini masih berada di Singapura untuk menyembuhkan matanya.
TIM TEMPO