TEMPO.CO, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi menyambut baik kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gubernur Zainul menyatakan akan menerapkan program tersebut di wilayah NTB secara bertahap sesuai kesiapan daerahnya.
"Konsepnya bagus sekali yah. Mudah-mudahan kita punya konsistensi untuk melaksanakannya," kata Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang saat ditanya wartawan usai acara Ceramah PPK oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, di Mataram, Minggu malam 9 Juli 2017.
Sebelumnya, Mendikbud diundang untuk memberi ceramah tentang PPK di depan 1.275 peserta yang terdiri atas guru, kepala sekolah, rektor dan para pegiat pendidikan se-Lombok, NTB.
Muhadjir Effendy menyatakan bahwa salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan adalah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sedangkan prioritas yang lain sudah berjalan dengan baik, yakni evaluasi Ujian Nasional, revitalisasi pendidikan kejuruan, dan percepatan akses pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP).
"Penguatan pendidikan karakter tahun lalu baru rintisan pada 1.500 sekolah dan alhamdulillah berhasil. Tahun ini akan diimplementasikan kepada lebih banyak lagi sekolah yang sudah siap," katanya.
Ia menyebut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 sebagai pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru.
Menurut Muhadjir , salah satu kunci pendidikan karakter adalah guru. Maka beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa sehingga selain dapat memenuhi kewajiban sertifikasi juga menjadi pihak yang harus bisa membangun sinergi tripusat pendidikan.
"Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja, tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat," terang Guru Besar Universitas Negeri Malang ini.
Dalam PPK, lanjutnya, guru harus mampu mengolah situasi agar siswa memiliki 4C. Yakni, critical thinking, communication skill, creativity and innovation, serta collaboration.
Untuk itu kata dia, pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai.
Dukungan juga diberikan oleh Ketua Yayasan Lentera Hati Mataram, Muazhar Habibi. Menurutnya, di Mataram pendidikan karakter sudah jalan. "Jadi kalau ada program Mendikbud seperti ini kita tinggal menyesuaikan saja," ungkapnya.
Sebelum menghadiri ceramah PPK Muhadjir juga berlunjung ke tiga sekolah, yakni Lentera Hati Boarding School, Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jannah Nahdhatul Watan Ampenan, dan Muhammadiyah Boarding School di Mataram.
SUPRIYANTHO KHAFID