TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan antara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dan Presiden Joko Widodo di Istana pada Ahad, 25 Juni lalu terjadi di tengah padatnya jadwal Presiden Jokowi pada Idul Fitri hari pertama itu.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengisahkan, pertemuannya dengan Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir, yang juga adik tingkatnya di Pondok Pesantren Gontor itu di rumah dinas Widya Chandra, Jakarta, Sabtu 24 Juni 2017. Pertemuan itulah yang menjadi latar belakang terjadinya dialog antara GNPF MUI dan Presiden Jokowi tersebut.
Baca juga: GNPF MUI Jelaskan Kronologi Pertemuan dengan Presiden Jokowi
Menjelang salat Idul Fitri, Lukman bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Wiranto dan Pratikno setuju dan menilai itu gagasan bagus. Bahkan Pratikno meminta Lukman menyampaikan langsung kepada Presiden. Ketika disampaikan, tak ada penolakan dari Jokowi.
Baca juga: Pertemuan GNPF MUI dan Jokowi Sudah Diketahui Rizieq Syihab
Dan, terjadilah kemudian pertemuan GNPF MUI dan Presiden Jokowi, Ahad, 25 Juni 2017. Menurut Bachtiar, Presiden Jokowi memahami kerisauan GNPF MUI. Untuk itu, kata Bachtiar, presiden menilai perlu ada dialog serupa agar sikap pemerintah dapat dipahami secara benar. "Presiden Jokowi bahkan telah menunjuk langsung Menkopolhukam Wiranto untuk melanjutkan komunikasi ini," katanya.
Bachtiar kembali menegaskan, jika pertemuan dengan Presiden Jokowi itu, bukan dirancang untuk rekonsiliasi. Namun upaya yang sudah dilakukan ini bisa menjadi awal dari rekonsiliasi.