TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pernyataannya soal jumlah 1.200 milisi ISIS di Filipina bersumber dari data yang tak boleh dipublikasi. Informasi itu diungkap Ryamizard saat menjadi pembicara di forum Shangri-La Dialogue, Singapura, pekan lalu.
"Ada datanya semua dengan saya. Tapi tak boleh disebutkan (dijabarkan)," ujar Ryamizard Ryacudu usai menghadiri rapat koordinasi khusus di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Senin, 12 Juni 2017.
Baca juga:
Upaya Ryamizard Antisipasi Kelompok Radikal ISIS di Asia Tenggara
Menurut Ryamizard, informasi itu mengundang perhatian negara sekitar, yang juga ingin mendalami pergerakan kelompok radikal tersebut. "Kita ini menjadi pusat perhatian orang dan dunia, (mereka) bertanya ke saya semua," ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Dia kembali mengklaim sudah memprediksi munculnya ISIS dari basis yang dibangun di kawasan Mindanao, Filipina Selatan. Basis itu diketahui dibangun oleh kelompok Maute. "Kan satu setengah tahun lalu saya ngomong, itu pasti dan bukan sembarangan. Kejadian (terjadi) kan," tuturnya.
Baca pula:
Munculnya ISIS di Filipina Sudah Diprediksi Menteri Ryamizard
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun mengaku telah memperkirakan munculnya basis ISIS di Filipina. “Sekitar enam bulan yang lalu, saya pernah menyampaikan bahwa ISIS akan memusatkan kekuatan di Asia Tenggara, yaitu Filipina Selatan. Dan terbukti, saat ini terjadi di Marawi," kata dia saat berkunjung ke Poso, Jumat lalu.
Meski jumlah milisi yang diperkirakan Gatot dan jumlah disebut Ryamizard Ryacudu tak sinkron, namun keduanya mengkhawatirkan masuknya limpahan kelompok tersebut dari kota Marawi, Mindanao, ke Indonesia.
Adapun jumlah milisi ISIS di Filipina yang diperkirakan Gatot hanya sekitar 500 orang. "Dan tidak menutup kemungkinan akan masuk ke wilayah Indonesia," kata dia. Gatot Nurmantyo juga mengajak masyarakat bersinergi dengan aparat dan pemerintah daerah guna menangkal pergerakan kelompok radikal tersebut.
“Kalau ada orang tidak dikenal masuk ke wilayah kita, laporkan kepada aparat, itu bisa TNI, polisi, RT, RW dan Kepala Desa. Kita harus jaga betul jangan sampai terjadi (masuknya milisi ISIS) di negara kita," ujar dia.
YOHANES PASKALIS