TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menyampaikan perkembangan terbaru perihal pergerakan kombatan ISIS (Islamic State of Iraq and Syam) di Marawi, Mindanao, Filipina. Ia berkata, ada indikasi bahwa Marawi dijadikan lokasi konvergensi ISIS.
"Mereka melakukan konvergensi, mengundang para warga negara yang ingin direkrut (baiat) menjadi anggota ISIS (untuk berkumpul di Marawi)," ujar Wiranto saat memberikan keterangan pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jumat, 26 Mei 2017.
Baca: Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi
Sebagaimana telah diberitakan, situasi di Marawi memanas karena terjadinya baku tembak antara militer Filipina dan kelompok bersenjata terafiliasi ISIS sejak awal pekan ini. Karena situasi di sana memanas, Presiden Filipina Rodrigo Duterte sampai mengaktifkan kondisi darurat militer di Mindanao mulai Rabu lalu, 24 Mei 2017.
Rencananya, status darurat militer itu akan berlangsung selama 60 hari. Tidak hanya mencakup Marawi saja, tapi seluruh wilayah Pulau Mindanao dan kepulauan di sekitarnya.
Wiranto menjelaskan, Marawi dianggap sebagai basis operasi baru yang strategis oleh ISIS sejak mereka mulai dipukul mundur di Suriah. Oleh karena itu, untuk kawasan Asia Tenggara, Mindanao dijadikan pusat penggalangan kekuatan.
Baca: Teror ISIS, Presiden Duterte Tetapkan Darurat Militer di Mindanao
ISIS pun tidak membatasi perekrutannya pada warga negara-negara tertentu. Sebaliknya, menurut Wiranto, ISIS membuka lebar perekrutan di Marawi sehingga warga dari Indonesia, Australia, Rusia, hingga Cina, yang tertarik menjadi anggota ISIS, berkumpul di sana (konvergensi).
"Semuanya diundang untuk bergabung, untuk dilatih bersama, perang bersama, dengan ideologi yang sama. Tatkala basis mereka dihancurkan, mereka (yang di Suriah) melakukan divergensi, menyebar kombatan mereka ke negara asal untuk membangun basis baru," ujar Wiranto.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kata Wiranto, sudah ada kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan Australia untuk melawan rencana pembangunan basis ISIS baru di Asia Tenggara. "Kami juga ingin mengajak Selandia Baru, Brunei untuk sama-sama fokus menanggulangi teroris yang berbasis di Filipina Selatan," ujarnya.
ISTMAN M.P.