TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan ada kemiripan aksi serangan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, dengan bom panci di Cicendo, Kota Bandung, akhir Februari 2017. Ia menjelaskan kesamaan tersebut berdasarkan temuan bukti pada dua kejadian tersebut.
"Hasil barang dan bukti yang disimpan ada kesamaan dengan bom yang di Bandung beberapa waktu lalu," kata Setyo di Markas Besar Kepolisian, Jakarta, Kamis 25 Mei 2017.
Baca :
Mabes Polri Dalami Hubungan Bom Kampung Melayu dan Bom Manchester
Bom Kampung Melayu, Ini Bahan yang Biasa Dipakai di Bom Panci
Dalam dua serangan bom tersebut, panci digunakan sebagai wadah untuk menyatukan bahan-bahan material bom rakitan. Selain itu, bukti-bukti memperkuat dengan adanya temuan lempengan alumunium, serpihan ransel, paku, dan gotri
Meski begitu, ia belum bisa menyebutkan intensitas ledakan yang dihasilkan. Tim laboratorium forensik akan memeriksa kandungan bom terlebih dahulu. "Kalau low atau high, labfor yang bisa menyatakan itu karena identifikasinya dari serbuk residu itu yang akan diperiksa," kata dia.
Sebelum bom Kampung Melayu, insiden bom panci juga terjadi Bandung pada Senin, 27 Februari 2017, di Lapangan Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Pelaku Yayat Cahdiyat datang dan menaruh panci di ujung lapangan SD Kresna Pandawa. Setelah ledakan itu, Yayat berlari ke dalam kantor Kelurahan Arjuna.
Simak pula : Bom Kampung Melayu dan Bom Inggris, JK Ajak Waspadai Terorisme
Berdasarkan catatan polisi, Yayat adalah murid Aman Abdurrahman, pemimpin Tauhid Wal Jihad dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kepala Bagian Kemitraan Humas Mabes Polri Komisaris Besar Awi Setiyono menilai bom rakitan untuk serangan Kampung Melayu lebih sempurna. "Ini termasuk yang lebih sempurna dari kemarin (Bom Bandung) yang tidak jadi meledak," kata Awi.
Setyo belum memastikan jaringan teror kedua terduga pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu. Namun, ia mengemukakan kemungkinan keduanya berafiliasi dengan ISIS. "Ada kemungkinan mengarah ke ISIS. Untuk kelompok apa nanti kami sampaikan," katanya.
ARKHELAUS W.