TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan minimal ada enam produk pelaku industri kreatif asal daerah setempat telah diakui kualitasnya di dunia. Sejumlah produk itu di luar industri tradisional yang selama ini sudah mendapat pengakuan, seperti batik dan dan meubel.
“Rambut palsu dan bulu mata palsu, serta knalpot asal Kabupaten Purbalingga sudah mendunia,” kata Kepala Biro Perekonomian Sekretrais Daerah Jawa Tengah, Budiyanto Eko Purwono, saat sambutan di acara Sharia For Creative Business Matching, Kamis 11 Mei 2017.
Baca: Ekonomi Desa Maju dengan Produk Unggulan
Ia menyebutkan produk rambut dan bulu mata digunakan oleh artis Hollywood, sedangkan knalpot digunakan untuk mobil Mercedes Benz. Kedua produk yang awalnya industri rumahan itu menjadi penyuplai utama di sejumlah negara asing. “Jangan dikira itu yang bikin mereka, itu suplai dari kita,” Budiyanto menjelaskan.
Selain sejumlah produk tersebut, Budiyanto menyebutkan merk radio Magno berbahan baku kayu terkenal asal Jepang disuplai oleh industri asal kabupaten Temanggung. Seumlah produk industri asal Jateng itu, menurut Budiyanto mampu menaikan sektor ekonomi kreatif berkembang dengan baik.
Budiyanto menilai karya daerah itu bagian dari kerja keras dan semangat pantang menyerah dari para pengusaha. Ia berharap para pelaku usaha kreatif mampu menjaga dan meningkatkan kualitas produk
“Karena kelemahan pengusaha kita di antaranya tak konsisten menjaga kualitas produk, termasuk kaitannya dengan pasar,” kata Budiyanto.
Ia berharap pelaku industri kreatif harus belajar agar menghasilkan produk yang berkualitas, selain itu juga tidak meninggalkan karakter lokal dari masing-masing daerah. “Karena kebanyakan industri kreatif muncul berbasis lokal, nilai-nilai lokal yang diangkat tapi menarik bagi orang lain,” katanya.
Baca: Menteri Eko Minta Bupati Tetapkan Produk Unggulan
Debuti Bidang Akses dan Permodalan, Badan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo menyatakan sektor ekonomi kreatif telah menyumbang hingga Rp 800 triliun bagi Produk Domestik Bruto (PDB) pada ekonomi nasional di akhir tahun 2016. Nilai itu hampir 10 persen dari PDB nasional.
“Dari angka tersebut kontribusi terbesar sektor kuliner, fashion dan kerajinan,” kata Fajar Hutomo.
Ia menyebutkan tiga sub sektor ekonomi kreatif itu penyumbang utama di badan ekonomi kreatif. “Tiga yang saya sebutkan itu sebagai sub sektor unggulan,” kata Fajar menambahkan.
EDI FAISOL