TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia dan Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi sepakat melakukan program pertukaran tenaga dan keahlian serta kegiatan promosi budaya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan program tersebut bertujuan untuk mempromosikan citra Islam yang moderat. Upaya tersebut diharapkan bisa melawan terorisme dan radikalisme yang terjadi di kedua negara.
Baca : Dititipi TKI, Raja Salman Sudah Anggap WNI Sebagai Warganya
Dia mengatakan Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi, Adel bin Zaid Al-Toraifi, terinspirasi budaya Islam di Indonesia untuk membawa budaya Islam yang lebih kontemporer dan moderat di Arab Saudi. Adel menyatakan kekagumannya terhadap masyarakat Indonesia yang disebut “smiling moslems”.
Hilmar mengatakan pemerintah Indonesia akan mengirim guru bahasa Arab ke Arab Saudi dalam program pertukaran tenaga dan keahlian, begitu pula sebaliknya.
Arab Saudi telah mengundang Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam Riyadh Book Fair. Selain mempromosikan buku dan industri penerbitan, Indonesia diharapkan dapat menyajikan pertunjukan budaya seni dan karya-karya seni. “Kesenian nusantara yang mendapat pengaruh Islam tentu akan sangat menarik untuk publik di sana,” kata Hilmar.
Baca: Kisah Mantan Teroris Sempat Berganti Profesi, Kini Kecukupan
Sementara Indonesia mengundang Arab Saudi untuk berpartisipasi dalam Festival Istiqlal pada 2018. Menurut Hilmar, Adel menyambut baik undangan tersebut. “Beliau mengatakan bahkan kalau perlu sebagai langkah awal membuat suatu corner yang bisa diisi informasi mengenai Islam di Arab Saudi,” kata dia.
Dalam kegiatan tersebut, Indonesia berencana menampilkan contoh kontribusi Indonesia dalam perkembangan peradaban Islam dunia. “Kami ingin mengirim pesan bahwa sebetulnya keragaman Islam itu luar biasa karena hidup di dalam konteks yang berbeda dan penyeragaman itu bukan jalan keluar,” kata dia.
VINDRY FLORENTIN