TEMPO.CO, Karawang – Kedatangan cucu presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, pada perayaan Cap Go Meh di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Ahad, 12 Februari 2017, mengundang perhatian publik. Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, membawa lima cucunya. Selain tiga anak Yenny Wahid, yaitu Malica, Amira, dan Raisa, Sinta membawa dua anak Anita Wahid, yakni Kahlil dan Kintan.
Berdasarkan pengamatan Tempo, kelima cucu Gus Dur itu berebut untuk memberi angpau kepada barongsai. Namun mereka bersembunyi ketika disuguhi atraksi debus dari Paguyuban Spiritual Tatar Pasundan.
Sinta pun terlihat meringis ketika dua orang mengiris lidahnya sendiri menggunakan golok. Para seniman debus itu juga menebaskan golok tajam ke badan masing-masing. Walhasil, Sinta dan kelima cucunya memejamkan mata.
Priyo Sambada, staf khusus Sinta Nuriyah, sampai membawa kelima cucu Gus Dur yang menjerit ke belakang panggung.
Priyo mengatakan kelima cucu Gus Dur memang selalu menanti-nanti perayaan Cap Go Meh, tapi sempat ketakutan saat melihat debus. “Bagi cucu Gus Dur, Cap Go Meh adalah perayaan yang selalu ditunggu-tunggu. Mereka sangat suka ngasih angpau ke barongsai. Hampir setiap tahun Ibu Sinta membawa cucunya ke Karawang,” kata Priyo kepada Tempo.
Mengenakan baju berwarna pink dan celana hijau pastel, Sinta duduk di kursi roda. Didampingi cucu-cucunya, Sinta disuguhi atraksi barongsai dan kesenian Sunda. “Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, saya bahagia bisa ikut merayakan Cap Go Meh,” ucap Sinta di Karawang.
Menurut Sinta, sudah saatnya perayaan Cap Go Meh bisa diterima seluruh warga Karawang lantaran Cap Go Meh juga tradisi masyarakat petani. “Cap Go Meh tidak hanya identitas kultural kelompok Tionghoa. Namun merupakan bagian tradisi seluruh rakyat Indonesia,” kata Sinta.
HISYAM LUTHFIANA