Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teka Teki Kematian 3 Mahasiswa UII: Disebut Diare, Faktanya..  

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Foto Kegiatan Diksar Mapala Universitas Islam Indonesia (UII) yang menewaskan tiga anggotanya. Tiga mahasiswa UII, Muhammad Fadli, 19 tahun, Ilham Nurfadmi Listia (20), dan Syaits Asyam (19), tewas setelah mengikuti Pendidikan Dasar Mahasiswa Pecinta Alam Unisi bertajuk
Foto Kegiatan Diksar Mapala Universitas Islam Indonesia (UII) yang menewaskan tiga anggotanya. Tiga mahasiswa UII, Muhammad Fadli, 19 tahun, Ilham Nurfadmi Listia (20), dan Syaits Asyam (19), tewas setelah mengikuti Pendidikan Dasar Mahasiswa Pecinta Alam Unisi bertajuk "The Great Camping XXXVII." Instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sri Handayani mengaku syok mendengar anaknya, Syaits Asyam, meninggal setelah mendapat perawatan Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Ibu 46 tahun itu juga sedih dan heran dengan kematian anaknya. Sebab, kondisi tubuh anaknya penuh luka seperti bekas dianiaya. “Saya syok. Tadinya anak saya ganteng, tapi saat ketemu kotor dan penuh luka,” kata Sri.

Syaits Asyam adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2015. Sebelum meninggal, dia mengikuti pendidikan dasar The Great Camping (TGC) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Unisi UII. Acara berlangsung di lereng Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Syaits meninggal pada 21 Januari 2017 pukul 14.45.

Wakil Rektor III UII Abdul Jamil mengatakan Syaits sempat diare sebelum dibawa ke RS Bethesda. “Almarhum menginginkan pulang ke Yogyakarta. Mungkin diare itu yang membuatnya lemas,” ujar Jamil.

Baca: Mahasiswa UII Tewas, Syaits Asyam Biasa Disapa 'Pak Meteri'

Selain Syaits, dua mahasiswa lain yang tewas, yaitu Muhammad Fadhli, 19 tahun, dan Ilham Nurfadmi Listia, 20 tahun. Keduanya tewas setelah mengikuti pendidikan dasar Mapala UII. Waktu kematian Syaits, Fadhli, dan Ilham tidak sama.

Kemungkinan penyebab kematian mereka karena mengalami kekerasan karena ada sejumlah petunjuk. Syaits, misalnya, banyak luka di tubuhnya, antara lain bagian punggung, kedua tangan, dan kuku kaki kanan terkelupas. Syaits kesulitan bernapas saat tiba di RS Bethesda. Dari hasil otopsi, ditemukan luka pada paru-paru sebelah kanan dan hal ini yang diduga membuat Syaits sulit bernapas.

Baca: 3 Mahasiswa UII Tewas, Surat Pernyataan Dipersoalkan

Sri Handayani mengisahkan ketika anaknya menjelang ajal. Pada Sabtu, 21 Januari 2017, pukul 11.30, Sri tiba di rumah sakit dan melihat kondisi Syaits sudah kesulitan bernapas. Dokter rumah sakit menyarankan Sri mengambil kertas dan pena untuk mencatat setiap pesan yang disampaikan Syaits. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengakuan Syaits yang disampaikan kepada ibunya, antara lain dia dipukul dengan rotan pada bagian punggung sebanyak sepuluh kali, disuruh mengangkat air dengan leher hingga kesakitan, serta kakinya diinjak-injak seniornya.

Baca juga: Dua Mahasiswa UII Tewas Usai Ikuti Pendidikan Dasar Mapala

Kepolisian Resor Karanganyar tengah mencari bukti dan keterangan atas kematian mahasiswa UII. Ada indikasi terjadinya penganiayaan dalam kasus Syaits. Polisi berkeyakinan cepat atau lambat bisa menemukan pelaku penganiayaan dan menetapkannya sebagai tersangka.

"Kami harap bisa melakukan gelar perkara dalam 1-2 hari ini," tutur Kepala Polres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak, Selasa, 24 Januari 2016. "Ada sembilan saksi yang kami mintai keterangan."

Polisi, menurut Ade, juga mengumpulkan hasil visum dan otopsi korban meninggal. Dokumen tersebut berasal dari Puskesmas Tawangmangu, RSUD Karanganyar, RS Bethesda, serta RSUP Saedjito. "Indikasinya memang terjadi kekerasan," ucapnya.

PITO AGUSTIN RUDIANA | AHMAD RAFIQ

Baca Juga:
3 Mahasiswa UII Tewas Anggota Lawas Mapala Turun Gunung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Seluk Beluk Kasus Guru Honorer Supriyani: Pelaporan dan Dugaan Kekerasan?

5 hari lalu

Guru honorer SD Negeri 4 Baito Supriyani (kanan) bersiap menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin, 28 Oktober 2024. Supriyani yang sempat ditahan kejaksaan di lapas perempuan setelah mediasi dengan keluarga pelapor tidak berjalan lancar, akhirnya mendapatkan penangguhan penahanan. ANTARA/Jojon
Seluk Beluk Kasus Guru Honorer Supriyani: Pelaporan dan Dugaan Kekerasan?

Berawal dari tuduhan itu, guru honorer Supriyani dilaporkan oleh orang tua D di Polsek Baito, Kamis, 26 April 2024, atas dugaan kekerasan ke siswanya


Viral Video Anak di Pasar Rebo Babak Belur Diduga Korban Penganiayaan Orang Tua

5 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis, 12 September 2024. TEMPO/Dani Aswara
Viral Video Anak di Pasar Rebo Babak Belur Diduga Korban Penganiayaan Orang Tua

Polisi masih mendalami dugaan penganiayaan anak yang terjadi di Pasar Rebo


Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

6 hari lalu

Kawasan permukiman pinggir sungai di Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

Kebijakan ini berupaya menata kawasan kumuh Yogyakarta untuk menuntaskan seluruh indikator kumuh serta menurunkan faktor risiko bencana


DPR RI: Tak Seharusnya Guru Honorer Supriyani Dipidana

7 hari lalu

Guru honorer SD Negeri 4 Baito Supriyani bersiap menjalani persidangan di ruang sidang Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin, 28 Oktober 2024. Kasus ini menarik perhatian publik karena dianggap seharusnya diselesaikan secara restorative justice. ANTARA/Jojon
DPR RI: Tak Seharusnya Guru Honorer Supriyani Dipidana

DPR RI, Rudianto Lallo, berpendapat bahwa kasus Supriyani, guru honorer dari Konawe bisa selesai melalui restorative justice


Kronologi Penangkapan Ronald Tannur, Bakal Dijebloskan ke Lapas Surabaya

8 hari lalu

Petugas mengawal terpidana kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti, Gregorius Ronald Tannur (kedua kiri) saat rilis penangkapannya oleh tim gabungan dari Kejari Surabaya dan Kejati Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 27 Oktober 2024. Penangkapan Ronald Tannur tersebut sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan atau eksekusi atas putusan kasasi Mahakamah Agung dalam tindak pidana pembunuhan atau penganiayaan dengan vonis lima tahun penjara. Ia ditangka di kediamannya, setelah mendapatkan pencekalan agar tidak dapat bepergian ke luar negeri. ANTARA/Moch Asim
Kronologi Penangkapan Ronald Tannur, Bakal Dijebloskan ke Lapas Surabaya

Tim Kejaksaan menyebut tidak ada perlawanan dari Ronald Tannur, yang hanya didampingi ART di rumahnya.


Kejati Jatim Eksekusi Ronald Tannur, Tidak Ada Perlawanan

8 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurmelakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Kejati Jatim Eksekusi Ronald Tannur, Tidak Ada Perlawanan

Ronald Tannur akan dipenjara di Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo.


Kejaksaan Tangkap Ronald Tannur di Surabaya, Vonis Bebas Dibatalkan MA

8 hari lalu

Gregorius Ronald Tannur. ANTARA/Didik Suhartono
Kejaksaan Tangkap Ronald Tannur di Surabaya, Vonis Bebas Dibatalkan MA

Terpidana Ronald Tannur ditangkap di perumahan Victoria Regency, Surabaya, pada Ahad, 27 Oktober 2024, sekitar pukul 14.40 WIB.


Polisi Periksa Lagi Terlapor Penganiayaan Siswa MA di Tebet, Konsisten Sebut Perkelahian

8 hari lalu

Ilustrasi tawuran/perkelahian pelajar/kekerasan di sekolah. Shutterstock
Polisi Periksa Lagi Terlapor Penganiayaan Siswa MA di Tebet, Konsisten Sebut Perkelahian

Polres Jaksel telah memeriksa belasan saksi yang diduga mengetahui penganiayaan kepada siswa MA di Tebet, termasuk terlapor


Mengenal Pasar Prawirotaman yang Jadi Juara Nasional, Lokasinya di Tengah Kampung Turis Yogyakarta

9 hari lalu

Suasana di food court rooftop lantai 4 Pasar Prawirotaman. Dok. Istimewa
Mengenal Pasar Prawirotaman yang Jadi Juara Nasional, Lokasinya di Tengah Kampung Turis Yogyakarta

Pasar Prawirotaman yang awalnya terkesan kumuh dan tua itu bertransformasi menjadi pasar yang sehat dan modern tanpa meninggalkan identitas lokalnya.


Kisah Keluarga Dini Sera Menang Lawan Kongkalikong Hakim dan Ronald Tannur

11 hari lalu

Pengunjuk rasa mengumpulkan koin saat aksi mengecam putusan hukum terhadap Gregorius Ronald Tannur di depan Gedung Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuno, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 29 Juli 2024. Unjuk rasa mengecam keputusan majelis hakim yang memutus bebas Ronald Tannur, putra dari salah satu mantan anggota DPR, dari dakwaan terkait kasus dugaan penganiayaan mengakibatkan kekasihnya Dini Sera Afrianti meninggal dunia. ANTARA/Didik Suhartono
Kisah Keluarga Dini Sera Menang Lawan Kongkalikong Hakim dan Ronald Tannur

3 hakim yang menangani kasus Gregorius Ronald Tannur ditangkap oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan suap.