TEMPO.CO, Banda Aceh – Warga Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, serta Kabupaten Bireuen diminta tenang dan tak terpengaruh isu tsunami. “Khusus masyarakat di daerah Banda Aceh sampai Pidie Jaya diimbau agar tidak terpancing isu tsunami karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami, terjadi di darat,” kata Eridawati, Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh Besar, Rabu, 7 Desember 2016.
Menurut Eridawati, gempa yang terjadi pada pukul 05.03 WIB berpusat pada koordinat 5.19 Lintang Utara dan 96.36 Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer. Gempa dirasakan hampir di seluruh wilayah Aceh.
Eridawati menjelaskan, peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat dirasakan di daerah Banda Aceh dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau (III-IV MMI). Di daerah ini, guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan oleh orang banyak, bahkan beberapa warga berhamburan ke luar untuk menyelamatkan diri.
Saat gempa terjadi, sejumlah warga di Banda Aceh berhamburan ke luar rumah karena guncangan besar dirasakan selama 15 detik. “Kami tadi memantau air laut dan sebagian warga menjauh dari laut,” kata Yatim, warga Banda Aceh yang tinggal di pinggir Pantai Alue Naga. Sejauh ini belum ada laporan kerusakan di Kota Banda Aceh.
Sejumlah kerusakan dilaporkan terjadi di Pidie Jaya dan Pidie. Dari informasi yang diterima Tempo, sejumlah bangunan roboh di kawasan tersebut. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Meureudu, Tringgadeng, dan Panteraya dalam wilayah Kabupaten Pidie Jaya, yang terletak sekitar 170 kilometer dari Banda Aceh.
ADI WARSIDI