TEMPO.CO, Bojonegoro - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tetap waspada untuk mengantisipasi banjir susulan Bengawan Solo yang berpotensi masih terjadi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di daerah hilir, Jawa Timur.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada mengantisipasi banjir susulan mengingat potensi hujan masih akan terus meningkat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam pesan tertulis, Minggu, 4 Desember 2016.
Saat ini, Sutopo menambahkan, BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan koordinasi untuk penanganan darurat bersama unsur lainnya dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur.
"Kami minta orang tua hendaknya selalu mengawasi anak-anaknya untuk tidak bermain di sekitar lokasi banjir agar tidak timbul korban jiwa," tuturnya.
Banjir luapan Bengawan Solo di hilir Jawa Timur menimbulkan korban jiwa, yaitu Bagus Aji, 17 tahun, warga Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang, Tuban.
Bagus ditemukan tewas tenggelam di Bengawan Solo di daerah setempat, Sabtu, 3 Desember 2016, pukul 12.00 WIB.
Banjir di Tuban telah merendam 34 desa di Kecamatan Widang, Parengan, Soko, Rengel, dan Plumpang. Banjir merendam 5.672 rumah (18.425 jiwa).
Tidak hanya itu, banjir merendam jalan kabupaten dan desa sepanjang 67.565 meter, 28 unit sekolah, 8 masjid, 20 musala, 2.262 hektare sawah, 322 hektare tegalan, dan 25 hektare tambak.
Di Bojonegoro, banjir luapan Bengawan Solo menelan satu korban jiwa warga Desa Lengkong, Kecamatan Balen, Ahmad Nur Royyan, 11 tahun, yang tenggelam ketika bermain di genangan banjir, Minggu, 27 November 2016.
Banjir di daerah setempat melanda 86 desa di sembilan kecamatan, antara lain Kecamatan Kalitidu, Malo, Dander, Trucuk, Kota, Kapas, Balen, Kanor, dan Sumberrejo.
Pantauan Antara, para pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo di sejumlah lokasi tercatat 1.101 jiwa, sejak sehari lalu sudah kembali ke rumahnya karena banjir sudah surut.
Dari 7.145 rumah di daerah setempat yang terendam banjir, di antaranya sembilan rumah rusak berat dan dua rumah rusak ringan.
Banjir juga merendam 4.383 hektare sawah, 686 ekor ternak, 24 unit sekolah, 7 masjid, 24 musala, dengan perkiraan kerugian mencapai Rp 35 miliar.
"Kami tetap waspada sebab karakter Bengawan Solo selalu fluktuatif selama musim hujan," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro terus menurun mencapai 13,25 meter (siaga hijau), Minggu, 4 Desember, pukul 06.00 WIB.
Secara bersamaan, menurut petugas posko UPT Bengawan Solo, Jayadi, di daerah hilirnya juga turun, tapi masih masuk siaga merah. Ketinggian air Bengawan Solo di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 8,57 meter, 6,13 meter, 4,73 meter, dan 2,62 meter.
ANTARA