Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Buruk, Produksi Cabai di Brebes Menurun Drastis  

image-gnews
Ilustrasi tanaman cabai merah. ANTARA/Saiful Bahri
Ilustrasi tanaman cabai merah. ANTARA/Saiful Bahri
Iklan

TEMPO.COBrebes – Hasil panen cabai di Brebes, Jawa Tengah, menurun drastis. Hal ini diduga akibat cuaca buruk.

Para petani memilih panen dini lantaran khawatir mengalami gagal panen. Menurut salah seorang petani cabai di Desa Tengki, Kecamatan Brebes, Salamah, 28 tahun, menurunnya produksi cabai ini lantaran cuaca buruk yang terjadi beberapa hari terakhir ini. “Cuacanya kurang mendukung,” ujarnya, Senin, 7 November 2016.

Menurut Salamah, cuaca panas tiba-tiba diguyur hujan deras membuat jamur cepat tumbuh di tanaman. Karena itu, dia dan petani cabai lain memilih panen diri. Ini untuk mengantisipasi agar hasil panen cabai yang dia tanam di lahan seluas lebih dari 20 hektare tersebut tidak gagal. “Banyak yang mati karena kena jamur,” katanya.

Salamah mengungkapkan, dalam kondisi normal, dia biasanya menghasilkan lebih dari 1 kilogram dalam satu pohon. Namun saat ini dalam satu pohon hanya bisa dihasilkan tiga hingga lima ons saja. “Turunnya cukup drastis, sekitar 70 persen,” tuturnya.

Lantaran hasil panen yang menurun tersebut, harga cabai merah berukuran besar meroket. Biasanya untuk satu kilogram di tingkat petani dia menjual Rp 20 ribu. Namun saat ini naik dua kali lipat menjadi Rp 40 ribu per kilogram. “Jadi wajar jika harga di pasaran meningkat,” katanya.

Mahalnya harga cabai akhir-akhir ini membuat pedagang bumbu di Pasar Pagi Kota Tegal, Jawa Tengah, Asih, 40 tahun, tidak berani kulakan. Sebab, dia tidak mampu menjual secara eceran. Dia biasanya membeli cabai ke pedagang besar di Pasar Banjaran, Kabupaten Tegal. “Kalau dijual eceran susah, belinya pada sedikit-sedikit,” kata Asih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, harga cabai rawit merah yang sebelumnya dijual seharga Rp 50 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar masih stabil tinggi, yaitu Rp 60 ribu per kilogram. “Kalau harga rawit putih Rp 40 ribu per kilogram. Harganya stabil tinggi,” ujar Asih.

Selain cabai, harga bawang merah di tingkat pengecer terus meroket dalam sepekan terakhir ini. Menurut Asih, bawang merah yang sebelumnya dijual Rp 40 ribu per kilogram saat ini meningkat menjadi Rp 48 ribu per kilogram.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari menyatakan harga bawang di tingkat petani juga meningkat. Harga sebelumnya Rp 22 ribu per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 26 ribu per kilogram. “Harga meningkat karena produksi di tingkat petani berkurang,” ujarnya.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

5 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

5 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

30 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

38 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

42 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

51 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.