TEMPO.CO, Malang – Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta seluruh kepala daerah di sepanjang aliran sungai yang rawan banjir untuk siaga dan waspada. Dia juga meminta kawasan permukiman bantaran sungai dimonitor untuk mengantisipasi banjir bandang seperti yang terjadi di Garut.
"Jika dibutuhkan, warga bisa direlokasi ke daerah yang aman," kata Gubernur dalam Kongres Sungai Indonesia II di Waduk Selorejo Malang, Jumat, 23 September 2016.
Soekarwo mengingatkan kepala daerah kepada peristiwa banjir bandang yang terjadi di Panti, Jember, pada 2006. Kala itu, 51 penduduk tewas.
"Banjir di Panti, Jember, akibat tegakan untuk menahan air hilang. Ditebangi," kata Soekarwo. Tegakan yang seharusnya menjadi penahan air, berubah menjadi pohon kopi yang tak bisa menahan air.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat senada. Dia mengingatkan pengalaman banjir dan longsor di Banjarnegara yang menewaskan tujuh orang pada Juni 2016. Menurut dia, daerah dengan kemiringan tajam menyebabkan laju longsor lebih cepat. "Selain itu disebabkan curah hujan tinggi dan kekuatan tanah," kata Ganjar dalam acara yang sama.
Untuk mengantisipasinya, Ganjar menggerakkan pelajar menjadi orang tua asuh sungai. Para pelajar mengawasi dan mendorong warga sekitar bantaran sungai untuk menjaga kebersihan sungai. "Menghijaukan, mengolah sampah agar bumi lebih baik."
EKO WIDIANTO