TEMPO.CO, Bandung - Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi II Bandung Franoto Wibowo mengatakan, pihaknya menemukan bunker yang diduga dibangun pada akhir abad ke-19. Penemuan itu terjadi saat penertiban permukiman warga yang menempati tanah milik KAI.
“Ketika kami meratakan tanahnya dengan mengupas tanah sekitar 60 centimeter ditemukan ada bunker,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 25 Agustus 2016.
Franoto mengatakan, ada dua bunker dengan posisi bersebelahan ditemukan di lokasi bekas gusuran permukiman warga yang berada di bagian luar kompleks kantor Daop II di Jalan Stasiun Barat. Masing-masing diduga berukuran nyaris sama yakni panjang 25 meter dan lebar 6,2 meter.
Bagian dalam bunker itu tertutup lumpur dan tanah. “Tingginya diperkirakan empat meteran,” kata Franoto. Kemungkinan bunker itu tersambung dengan sejumlah bunker yang sempat ditemukan sebelumnya di kompleks Stasiun Bandung serta bangunan kantor Daop II Bandung.
Bunker lainnya yang sempat ditemukan di kompleks itu berada di dekat areal Pos Satpam di depan kantor Daop II di Jalan Stasiun Barat, serta rumah dinas Kepala Daop II Bandung di jalan yang sama. “Kemungkinan masih menyambung,” kata dia.
Franoto mengatakan, bunker-bunker itu diduga tersambung dengan bagian dalam kantor Daop II Bandung yang berada persis berseberangan dengan Stasiun Barat, Stasiun Bandung, serta areal gudang logistik stasiun. Bangunan Stasiun Barat yang dikenal sebagai Stasiun Lama serta kantor Daop II Bandung di seberangnya merupakan bangunan lama buatan Belanda. “Stasiun Bandung di selatan berdiri tahun 1884. Termasuk bangunan lama, bangunan heritage. Kantor Daop juga setelahnya sekitar tahun itu,” kata dia.
Dugaan sementara, bunker-bunker itu dimanfaatkan sebagai jalur logistik menghubungkan areal stasiun dengan kantor Daop II. “Bisa juga untuk menyimpan arsip. Perlu diteliti dan dipelajari,” kata Franoto.
Menurut Franoto, temuan bunker di kompleks kereta api yang dulunya dikelola Belanda, itu juga banyak di temukan di tempat lainnya. Dia mencontohkan, bunker yang diduga buatan Belanda itu ditemukan di kantor pusat PT Kereta Api Indonesia di Jalan Perintis Kemerdekaan, serta di Stasiun Tanjung Priok di Jakarta. “Sebenarnya bunker itu bukan hal aneh,” kata dia.
Franoto mengatakan, temuan bunker di bekas gusuran tanah PT Kereta Api di Stasiun Bandung itu memicu perusahaannya mempelajarinya lebih serius. “Kebetulan kita di PT KAI punya Unit Heritage, sudah turun melakukan penelitian,” kata dia.
Menurut Franoto, PT KAI masih menunggu hasil penelitian itu untuk memutuskan menggali bunker-bunker tersebut. “Kita pelajari dulu. Menggali itu kan perlu biaya dan waktu, tapi prinsipnya, pimpinan kami sangat concern dengan terhadap peninggalan sejarah,” kata dia.
AHMAD FIKRI