TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengklaim dia tidak diminta mengeluarkan dana kampanye oleh tiga partai pendukungnya dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. "Di mata mereka, saya enggak ada duit. Bagus, kan?" katanya di Balai Kota Jakarta, Senin, 1 Agustus 2016.
Ahok mengatakan ketiga partai pendukungnya, yakni Partai NasDem, Hanura, dan Golkar, berjanji membiayai dana kampanye. Namun dia tidak mengetahui pasti besaran dana yang bakal dikeluarkan tiga partai itu. "Yang pasti, tiga parpol sudah berkomitmen. Mereka mendukung saya tanpa macam-macam."
BACA: Kader Tak Setuju, Ahok Tetap dalam Pantauan Radar PDIP
Menurut Ahok, selama ini partai maupun politikus mendapat cap buruk mengenai proses pemilihan umum. Ada anggapan bahwa calon kepala daerah harus memiliki sejumlah mahar agar dilirik partai. Padahal, kata dia, partai akan mencari sendiri sosok yang dinilai laku. "Pamrihnya cuma satu, pengen saya bangun Jakarta. Itu saja yang dia minta," ujar Ahok.
Soal kandidat kepala daerah yang dianggap laku, Ahok pun mencontohkan dengan dirinya sendiri. "Kalau saya laku, ada rakyat mau mendukung, kerjanya nyata, partai yang melamar kita, partai yang akan dukung kita. Ini sudah dibuktikan, NasDem, Hanura, Golkar membuktikan," tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.
BACA: Pelantikan Pengurus PDIP Diwarnai Seruan 'Lawan Ahok'
Hal serupa juga terjadi ketika Pilkada DKI 2012. Ketika itu, Ahok menjadi kader Partai Gerindra dan diusung menjadi wakil gubernur bersama PDI Perjuangan yang mencalonkan Joko Widodo. Menurut dia, baik PDIP maupun Gerindra tidak meminta mahar. "Dua partai ini merasa butuh mempertontonkan kepala daerah yang terbukti (hasil kerjanya)."
FRISKI RIANA
BACA JUGA
Fethullah Gulen Siap Digantung Jika Tuduhan Erdogan Terbukti
Ahok: Tiap Calon Gubernur Bakal Bongkar Borok Lawannya