TEMPO.CO, Medan - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta masyarakat mewaspadai berbagai isu negatif yang disebarkan melalui media sosial. Cara ini diduga untuk memancing kerusuhan sosial seperti yang terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, pada Jumat malam, 29 Juli 2016.
Setelah berdialog dengan tokoh agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama di Markas Polda Sumatera Utara di Medan, Sabtu, 30 Juli 2016, Tito mengatakan kerusuhan di Tanjung Balai itu merupakan kesalahpahaman antartetangga. Namun kesalahpahaman tersebut diunggah di media sosial, yang disertai isu negatif yang dapat menyulut kerusuhan.
Kapolri meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, terutama oleh isu-isu negatif yang disebarkan melalui media sosial. Dia juga berjanji akan mencari orang yang menyebarkan isu negatif melalui media sosial, yang diduga menjadi pemicu kerusuhan di Tanjung Balai itu.
Ketika ditanya tentang adanya kelompok yang diduga memprovokasi atau bertanggung jawab atas kerusuhan itu, mantan Kapolda Metro Jaya tersebut berharap masyarakat tidak berspekulasi tentang isu negatif.
Dia juga menegaskan bahwa pemerintah daerah, Polri, TNI, dan tokoh beragama di daerah lain telah sepakat menenangkan masyarakat, termasuk melokalisasi masalah agar tidak merembet ke daerah lain.
Mengenai kerusuhan itu, kata Kapolri, pihaknya telah berdiskusi dengan tokoh agama dan unsur Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Sumatera Utara. Dalam diskusi itu, Kapolri menyampaikan apresiasi kepada FKUB Sumatera Utara yang bergerak dengan cepat menyelesaikan masalah yang terjadi.
Situasi di Tanjung Balai telah terkendali, apalagi Kapolda Sumatera Utara Irjen Raden Budi Winarso, yang dibantu unsur TNI, turun langsung ke Tanjung Balai. "Berikan waktu kepada kapolda, pangdam, dan FKUB menyelesaikan masalah," tuturnya.
Dia berharap masyarakat Sumatera Utara mampu mempertahankan kerukunan dan kekompakan yang sudah ada.
ANTARA