TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuding Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta Mohamad Taufik mau melobi Heru Budi Hartono terkait dengan nilai kontribusi tambahan dalam rancangan peraturan daerah.
"Saya denger dari teman-teman suruh dia bujuk saya supaya lunak di kontribusi agar enggak terlalu ngotot," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 26 Juli 2016.
Heru Budi Hartono merupakan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta. Dia juga merupakan pasangan Ahok sebagai calon wakil gubernur di pilkada Jakarta 2017, yang diusung relawan Teman Ahok di jalur perseorangan.
Ahok mengatakan Heru sempat meminta maaf padanya dan melapor pernah bertemu dengan Taufik. Namun, kala itu Heru tak ingin memberi tahu apa yang dibahas karena permasalahan sudah masuk ke penyidikan. Kemudian Ahok mengaku curiga dan menyelidiknya. Ia hanya mendengar omongan bahwa Taufik sengaja mendekati Heru untuk melobinya. Sebab, sejak Ahok keluar dari Partai Gerindra, hubungannya dengan Taufik renggang.
"Dia (Taufik) enggak pernah ngomong sama saya langsung, ngajuin apa pun, sejak saya keluar dari Gerindra," katanya.
Adapun Taufik saat diminta tanggapannya terkait dengan ucapan Ahok, mengakui dia memang pernah menemui Heru sekitar Maret 2016, untuk memberi tahu adanya perubahan pada 13 pasal dalam raperda tata ruang.
Ia menganggap Heru memiliki kedekatan dengan Ahok dan lebih berani ketimbang Tuty Kusumawati, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI. Sebab, kata politikus Gerindra itu, Tuty tidak berani menghadap Ahok untuk menyampaikan keinginannya.
"Enggak ada yang berani selain Heru" kata Taufik saat ditemui di kantornya, Gedung DPRD Jakarta.
FRISKI RIANA