TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri langsung merespons teror bom di Kepolisian Resor Kota Solo dengan memperketat keamanan di kawasan Mabes, Selasa, 5 Juli 2016. Berdasarkan pantauan Tempo, jumlah aparat yang berjaga bertambah.
"Tak usah diperintah pun kami langsung memperketat keamanan," ujar salah satu personel kepolisian yang berjaga di dekat Divisi Humas Mabes Polri.
Salah satu contoh pengetatan keamanan tampak di depan Bareskrim Polri. Biasanya, hanya ada dua personel bersenjata lengkap yang berjaga di depan sana, atau tepatnya di depan pintu masuk tamu. Namun hari ini terlihat enam personel bersenjata lengkap yang berjaga.
Mereka pun tidak hanya duduk-duduk di dekat pintu, tapi berjalan di sekitar pintu gerbang masuk sambil memegang senjata otomatis, mengenakan antipeluru, serta memakai helm. Sesekali, barracuda berpatroli di dekat mereka.
Selain berjaga di depan pintu gerbang, mereka pun menutup semua pintu gerbang yang biasanya dibiarkan terbuka. Sebagai contoh, dari tiga pintu masuk ke Divisi Humas Mabes Polri, hanya satu yang dibuka. Itu pun dijaga polisi bersenjata yang juga memeriksa tiap bawaan orang yang masuk.
Di Padang, Presiden Joko Widodo sudah meminta semua aparat keamanan waspada akan potensi teror yang bisa datang sewaktu-waktu. Selain itu, Jokowi meminta mereka mengejar, menangkap, dan mengungkap pelaku yang terlibat bom di Polresta Solo.
"Tidak perlu takut menghadapi teror-teror itu," kata Presiden Joko Widodo sebagaimana dikutip dari siaran pers Istana Kepresidenan.
Serangan bom bunuh diri terjadi di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, pukul 07.35, Selasa, 5 Juli 2016. Serangan tersebut terjadi saat apel pagi. Seseorang menerobos masuk dan meledakkan diri setelah sebelumnya dihadang oleh petugas Provos yang sedang bertugas. Pelaku diyakini bernama Nur Rohman.
ISTMAN M.P.