TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia berada pada urutan 67 dari 100 universitas unggulan di Asia. Peringkat ini naik 12 poin dari urutan 97 tahun lalu.
"Pemeringkatan tersebut berdasarkan penilaian yang dikeluarkan lembaga Quacquarelli Symonds (QS) University Ranking 2016 terhadap lebih dari 350 perguruan tinggi di Asia," kata Rektor UI Muhammad
Anis dalam rilisnya pada Selasa, 14 Juni 2016.
Dari peringkat itu, UI tetap menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Anis menjelaskan pemeringkatan bukanlah tujuan utama yang dikejar institusi pendidikan, melainkan menghasilkan lulusan unggul serta meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian bagi masyarakat.
Dia menuturkan peningkatan kualitas salah satunya dapat dilakukan dengan memenuhi parameter-parameter yang digunakan oleh lembaga pemeringkatan universitas di dunia.
Menurutnya, dengan penilaian tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa institusi pendidikan di Indonesia telah diakui dunia.
Pencapaian UI tidak terlepas dari pemenuhan seluruh parameter. Berdasarkan hasil kalkulasi yang dilakukan tim QS, UI unggul pada kualitas tenaga pendidik, reputasi akademis, jumlah tenaga pendidik asing di UI serta kegiatan belajar-mengajar di setiap fakultas.
Selain itu indikator lain yang berhasil dipenuhi diantaranya terdapat peningkatan signifikan dalam publikasi jurnal hingga mencapai angka 200 persen. Lalu pengelolaan sumber daya manusia di tingkat universitas maupun fakultas serta tata kelola organisasi yang mencakup budaya, kebiasaan, kebijakan dan upaya internasionalisasi komunitas mahasiswa maupun tenaga pendidik.
"Upaya ini juga sesuai program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset dan inovasi guna mendukung daya saing bangsa," ucap Anis.
Pada tahun 2016, pemeringkatan QS Asia University Rankings memperbarui metodologinya dengan menggunakan sepuluh parameter dalam pemeringkatan. Yaitu academic reputation (30%) – mengukur unsur akademik secara menyeluruh. Employer reputation (20%) – mengukur kualitas tenaga pendidik perguruan tinggi.
Faculty/student ratio (15%) – mengukur keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Citations per paper (10%) – mengukur jumlah kutipan (citation) pada setiap publikasi ilmiah yang dihasilkan para sivitas akademika perguruan tinggi.
Paper per Faculty (10%) – mengukur jumlah publikasi ilmiah yang dihasilkan para sivitas akademika perguruan tinggi. Staff with PhD (5%) – mengukur proporsi pengajar dengan pencapaian jenjang akademik tertinggi yaitu Doktor.
Inbound exchange students (2.5%) – mengukur jumlah mahasiswa asing yang berkuliah ke perguruan tinggi tersebut dalam rangka pertukaran pelajar sedikitnya satu semester.
International faculty (2.5%) – mengukur jumlah ekspatriat/tenaga pendidik asing di fakultas/perguruan tinggi. International student (2.5%) – mengukur jumlah mahasiswa asing di fakultas/perguruan tinggi. Outbond exchange students (2.5%) – mengukur jumlah mahasiswa perguruan tinggi tersebut yang berpartisipasi sedikitnya satu semester pada program pertukaran mahasiswa di level internasional.
IMAM HAMDI | FRISKI RIANA
Baca juga:
Ssst…Inilah Elemen Rahasia Penentu Calon Juara Euro 2016
Begini Asal Usul Hooligan Rusia Versus Inggris