TEMPO.CO, Pontianak - Provinsi Kalimantan Barat masih mengalami defisit listrik. Hingga Maret 2016, Kalimantan Barat hanya memiliki pembangkit dengan kapasitas terpasang 582 megawatt (MW) dan beban puncak mencapai 484 MW. Rasio elektrifikasi Kalimantan Barat baru mencapai 79,7 persen, di bawah angka rata-rata nasional sebesar 84,12 persen.
"Untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah perbatasan, PLN membeli listrik dari Malaysia. SUTET juga sudah dibangun," ucap Gubernur Kalimantan Barat Cornelis seusai peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x50 MW dan mobile power plant (MPP) 2x25 MW di Mempawah, Kamis, 2 Juni 2016.
Menurut Cornelis, pembelian listrik dari Malaysia dilakukan di tiga titik transfer. Ketiga titik tersebut adalah titik transfer di Sajingan 800 kW, Entikong 1.500 kW, dan Badau 400 kW. Adapun transfer melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sebesar 275 kV dengan rute Bengkayang (Indonesia)-Mambong (Malaysia).
Baca Juga: Di Kalbar, Jokowi: Saya Tahu Ada Proyek Pembangkit Mangkrak
Di Kalimantan Barat terdapat enam pembangunan PLTU, yakni PLTU 1 Kalbar, Parit Baru (2x50MW), PLTU 2 Kalbar, Bengkayang (2x27,5 MW), PLTU 3 Kalbar, Bengkayang (2x55 MW), PLTU Sanggau (2x7MW), PLTU Sintang (2x7 MW), dan PLTU Ketapang (2x10 MW). Saat ini hanya PLTU Sanggau yang telah beroperasi.
Proyek PLTU 1 Kalbar mengalami masalah teknis. Fondasi PLTU ini ambruk karena dibangun di atas tanah gambut. Juga ada masalah ketenagakerjaan, yakni ratusan pekerja asal Cina dideportasi sehingga proyek sempat terhenti.
PLTU Kalbar 2 di Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang juga bermasalah. Status pembebasan lahan yang tidak clear menyebabkan pembangunan dihentikan dan dipindahkan beberapa meter tak jauh dari lokasi sebelumnya.
Simak Pula: Jokowi Resmikan Pembangkit Listrik di Aceh dan Kalimantan
Aji Santoso, Manajer Konstruksi Pembangkit PT PLN UIP IX Kalimantan, mengatakan ada dua proyek pembangkit yang perkembangan pembangunannya sudah mencapai lebih dari 80 persen. "Namun ada kendala payment ke vendor yang tidak lancar. Ada masalah kontraktual," ucapnya.
Menurut Aji, sudah ada solusi, yakni pembayaran langsung ke vendor. "Untuk permasalahan kontraktual, akan diselesaikan melalui BANI," katanya.
Gubernur Cornelis mengharapkan pembangunan PLTU 2x50 MW dan MPP 2x25 MW di Mempawah bisa mengatasi masalah defisit listrik di Kalimantan Barat. PLTU ini sangat penting bagi keberadaan sektor industri. Di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, misalnya, diperlukan pasokan energi untuk pembangunan pabrik bauksit terbesar.
ASEANTY PAHLEVI