TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golongan Karya menunjukkan minat mengisi kursi menteri dalam Kabinet Kerja setelah berikrar mendukung pemerintah. Partai berlambang beringin itu diam-diam menyiapkan sedikitnya tiga nama calon menteri untuk membantu Presiden Joko Widodo, yaitu Idrus Marham, Airlangga Hartarto, dan Satya Widya Yudha.
"Idrus dan Airlangga yang paling kuat," kata anggota tim formatur kepengurusan Golkar, Roem Kono, kepada Tempo, Kamis, 26 Mei 2016. Namun Roem enggan menjelaskan lebih detail bagaimana tiga nama tersebut akan diusulkan kepada Presiden Jokowi. Yang jelas, para calon tersebut, kata Roem, dianggap cakap mengisi sejumlah pos kabinet.
BACA JUGA
Foto Akrab Ahok-Dian Sastro, Istri Cemburu & Buka Luka Lama
3 Pramugari Cantik Dilecehkan: Diraba hingga Nyaris Diperkosa
Roem mencontohkan Idrus, yang baru ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Golkar, adalah konseptor Undang-Undang Desa. Sedangkan Airlangga dan Satya dinilai berpengalaman di bidang perekonomian dan energi. Dalam susunan kepengurusan baru Golkar, yang rencananya diumumkan Ketua Umum Setya Novanto hari ini, Airlangga ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Bidang Perekonomian.
Sedangkan Satya didapuk menjadi Ketua Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Dua orang lainnya di lingkaran Setya Novanto membenarkan soal kabar tersebut. Ketiga nama itu sempat dibicarakan oleh Setya sembari memimpin penyusunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat dalam sepekan terakhir.
Dua kursi menteri bidang ekonomi menjadi sasaran, salah satunya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. "Ada beberapa kader mencuat dalam pembahasan, tapi tiga nama itu yang paling kuat," kata seorang anggota tim formatur yang enggan disebutkan namanya.
BACA JUGA
Foto Dramatis: Jatuh ke Kolam, Bocah Diseret Gorila, Lalu...
Hubungan Ayu Ting Ting & Tarra Budiman: Ternyata Begini...
Keputusan Golkar bergabung ke barisan partai pendukung pemerintah sebenarnya telah disepakati akhir Januari lalu dalam rapat pimpinan nasional Golkar kubu Aburizal Bakrie. Waktu itu Golkar masih terbelah dalam dualisme kepemimpinan yang terjadi sejak akhir 2014, antara ketua umum hasil Munas Bali Aburizal Bakrie dan Munas Ancol Agung Laksono.
Perpecahan itu pula yang diyakini sejumlah pengamat politik sebagai salah satu faktor batalnya rencana perombakan kabinet yang mengemuka sejak Januari lalu. Musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Bali, dua pekan lalu, yang kembali menguatkan dukungan Golkar kepada pemerintah, diprediksi sebagai pintu masuk untuk memulai kembali rencana reshuffle.
Setya Novanto tak menanggapi ketika ditanyai soal kabar ini. Kamis dua pekan lalu, dua hari setelah terpilih sebagai ketua umum baru dalam Munaslub, Setya mengaku telah menyiapkan kader untuk masuk ke Kabinet Kerja. Setya, didampingi Idrus Marham dan Aburizal Bakrie, bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Selasa lalu.
BACA JUGA
Grinder Jadi Bukti, Pengacara: Memang Jessica Pembuat Kopi?
Ulama Kawakan Larang Umatnya Berselfie dengan Kucing
Meski membantah membicarakan soal posisi menteri, Idrus sempat mengatakan Golkar memiliki banyak kader yang siap membantu Presiden. Ketika dihubungi secara terpisah, Jumat lalu, Idrus enggan berandai-andai soal kabar namanya disodorkan sebagai calon menteri. "Terserah semuanya, termasuk ketua umum. Di mana pun posisi, saya akan siap," kata Idrus kepada Tempo.
Adapun Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Pribowo, belum mengetahui soal rencana perombakan kabinet. "Itu hak prerogatif Presiden," kata dia, Minggu, 29 Mei 2016.
HUSSEIN ABRI | ISTMAN M.P. | ANANDA TERESIA | AGOENG WIJAYA
BACA JUGA
Foto Dramatis: Jatuh ke Kolam, Bocah Diseret Gorila, Lalu...
Hubungan Ayu Ting Ting & Tarra Budiman: Ternyata Begini...