TEMPO.CO, Jakarta - Kiki tak ingat kapan pertama kali dia diajak menjadi joki dan pengamen. Dia hanya tahu kegiatan itu dilakukannya hampir setiap hari. Anak laki-laki berusia tujuh tahun itu mengaku awalnya diajak orang tuanya menjadi joki three in one di sekitar Blok M Plaza, Jakarta Selatan.
"Sebelum sekolah, diajak jadi joki dulu," kata Kiki ketika ditemui di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Jakarta Timur, Ahad, 27 Maret 2016.
Kondisi fisik Kiki tampak sehat saat ini. Ia mengenakan kaus berwarna putih dan celana panjang. Ia tidak menunjukkan raut muka sedih ketika ditemui Tempo. Kiki masih kelas satu di sebuah sekolah dasar di Kramat Sentiong, Jakarta Pusat.
Saban pulang sekolah, Kiki dibawa ibunya ke jalanan. Dia dan beberapa anak lain disuruh mengamen di Blok M. Ia tak pernah menghitung jumlah uang dari hasil mengamen. Setiap rupiah yang ia peroleh selalu diberikan kepada orang tuanya, yang menunggu di minimarket dekat tempatnya mengamen.
Baca juga: Keji, Begini Modus Eksploitasi Bayi untuk Joki 3 in 1
Ahad 27 Maret 2016, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise datang mengunjungi RPSA dan menemui Kiki. Dalam kunjungannya, Yohana sempat memeluk anak berkulit kuning langsat itu. Kiki mengaku senang bertemu Ibu Menteri meskipun ia tak mengenali Yohana.
Ketika menjadi joki, Kiki mengatakan umumnya orang memberikan uang Rp 20-50 ribu. Saat saat, ketika ia menjadi joki, ia mengenal Wiwit, anak perempuan berusia lima tahun yang sama-sama menjadi pengamen di Blok M. Sejak itu, keduanya berteman baik. Keduanya saat ini dalam perlindungan RPSA dan mendapat penanganan psikologi.
Kepala RPSA Neneng Heriyani menjelaskan bahwa Kiki akan memperoleh terapi edukatif untuk mengembalikan semangatnya. Kiki bercita-cita menjadi pilot dan ia mengatakan masih ingin sekolah.
Simak: Kak Seto Dukung Polisi Ungkap Eksploitasi Anak Jalanan
Sementara itu Menteri Yohana mengecam orang tua yang mengeksploitasi anaknya untuk dijadikan pengamen. Hukuman bagi mereka minimal sepuluh tahun penjara. Yohana berencana akan mendata para orang tua yang memang kondisi ekonominya lemah untuk diberikan bantuan usaha.
Ia juga membentuk satuan tugas untuk menyisir potensi eksploitasi terhadap anak di semua pelosok Tanah Air, hingga ke desa-desa.
DANANG FIRMANTO