TEMPO.CO, Luwu - Kepolisian Resor Luwu bersama Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Luwu, mengadakan razia terhadap seluruh rumah kos, wisma, dan hotel di Belopa, Kabupaten Luwu, kemarin. Kepala Kepolisian Resor Luwu Ajun Komisaris Besar Adex Yudiswan mengatakan penggeledahan ini merupakan rangkaian dari penangkapan dua orang terduga teroris jaringan Santoso, beberapa waktu lalu. Tujuannya, untuk mempersempit ruang gerak teroris. Menurut dia, sasaran razia ini adalah warga pendatang yang menyewa rumah kos dan penginapan.
"Termasuk mencari daftar pencarian orang (DPO) atau penghuni kos yang menyembunyikan narkotika, semuanya kami periksa. Makanya kami libatkan Satpol PP," kata Adex Yudiswan, Selasa, 23 Februari 2016.
Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Luwu Ajun Komisaris Rustam mengatakan operasi yang dilakukan turut mencari DPO dari berbagai kasus yang masih berkeliaran di sejumlah wilayah di Luwu. Dan yang utama, kata Rustam, yakni mengantisipasi adanya warga yang tergabung dalam organisasi terlarang semacam teroris.
"Bahkan kami juga akan amankan penghuni yang terbukti menyimpan barang haram dan berbahaya. Tapi sejauh ini, kami belum dapat seperti yang dicari," tutur Rustam. Selain melakukan penggeledahan, polisi juga meminta pemilik kos, wisma, dan hotel, agar bekerja sama dengan polisi untuk memberi informasi jika ada tamu mencurigakan.
Razia ini digelar selama sepuluh hari yang mencakup sejumlah kecamatan di Luwu, di antaranya Kecamatan Larompong, Belopa, dan Lamasi. Razia sengaja dilakukan pada siang hari, sebab pada malam hari, banyak yang sudah tahu dan menghindar.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan Anggiat Sinaga meminta polisi mencari cara lain untuk menyisir terduga teroris. Anggiat berujar memahami maksud baik polisi untuk menjaga keamanan. Namun dia khawatir razia ini bisa menganggu kenyamanan tamu. "Pasti ada cara lain yang dilakukan seperti meminta daftar tamu, tanpa harus melakukan pengecekan ke kamar, karena bisa menganggu tamu dan citra Sulsel," kata Anggiat, Selasa, 23 Februari 2016.
HASWADI | IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI