TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang melanda Desa Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga di tujuh dusun. Kegiatan belajar di SD Negeri 1 Blega juga terpaksa diliburkan karena sekolah terendam air setinggi setengah meter. Sejumlah siswa tampak asyik berenang di halaman sekolah mereka.
"Setiap banjir memang sekolah langsung libur," kata Arifin, guru olahraga SDN 1 Blega, Kamis, 11 Februari 2016.
Menurut Arifin, kebijakan meliburkan siswa diambil karena khawatir air terus meninggi sehingga bisa membahayakan keselamatan siswa. Meski berdasarkan pantauan Tempo, rendaman air hanya di halaman tidak sampai masuk ke ruang kelas. "Lantai kelas memang sengaja ditinggikan karena setiap tahun jadi langganan banjir," ujarnya.
Meski siswa dipulangkan, sejumlah guru tetap berada di sekolah untuk menjaga berkas-berkas penting agar tidak terendam banjir. "Kami tetap memantau banjir, kalau air meninggi, tugas kami memindahkan berkas-berkas," ungkap Arifin.
Sekretaris Dinas Pendidikan Bangkalan Bambang Budi Mustika memaklumi kebijakan yang diambil Kepala Sekolah SDN 1 Blega. Dia mendukung kebijakan libur siswa karena biasanya libur hanya satu hari. "Ketimbang membahayakan siswa lebih baik diliburkan," katanya.
Yang penting, kata Bambang, pemulangan siswa itu jangan sampai menyebabkan siswa ketinggalan mata pelajaran. "Harus ada hari tertentu, untuk mengisi KBM yang tertinggal," ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bangkalan Wahid Hidayat mengatakan banjir akibat deras hujan yang mengguyur Bangkalan dari Rabu kemarin, merendam rumah warga dan persawahan di empat desa di tiga kecamatan.
Desa yang terkena banjir, yaitu Desa Buduran dan Plakaran di Kecamatan Arosbaya; Desa Moarah, Kecamatan Klampis; dan Desa Blega, Kecamatan Blega. "Untuk di Arosbaya dan Klampis, selain rumah warga, banjir juga menggenangi pesawahan, belum dihitung berapa yang terkena banjir," terang Hidayat.
Menurut dia, banjir terparah melanda Desa Blega. Sebanyak 500 rumah warga di tujuh dusun di desa itu terendam banjir setinggi satu setengah meter atau setinggi dada orang dewasa. Banjir kali ini, kata dia, adalah banjir kedua yang melanda Desa Blega dalam tiga hari terakhir. "Ada sekitar 1500 jiwa terdampak banjir di Blega," ujarnya.
Meski ketinggian air mencapai dada orang dewasa, para korban enggan mengungsi. Dibantu anggota TNI, warga memilih menaikkan barang eletroniknya ke tempat yang lebih tinggi. Menurut Hidayat keengganan warga mengungsi karena banjir Blega sifatnya bajir kiriman sehingga akan cepat surut. "Pada banjir pertama hari Selasa lalu, tiga jam banjir sudah surut, jadi warga enggan mengungsi," pungkasnya.
MUSTHOFA BISRI