TEMPO.CO, Bandung -Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Jawa Barat Agus Toyib mengakui peredaran keluar masuk narkoba dari dalam lembaga pemasyarakatan di wilayah Jawa Barat masih kerap terjadi. Hal itu, dikarenakan faktor pengawasan dan penjagaan di dalam lapas masih minim.
"Harus jujur kami akui ada kelemahan dalam pengawasan karena kekurangan personel," ujar Agus kepada Tempo, Ahad, 7 Februari 2016.
Menurut Agus, dengan keadaan seperti itu, jaringan pengedar maupun pengguna narkoba dalam lapas cukup leluasa melakukan transaksi jual-beli barang haram tersebut. Pasalnya, sejumlah lapas yang berada di Jawa Barat rata-rata hanya dijaga oleh 7-10 orang. Hal tersebut sangat jomplang dengan jumlah narapidana yang mendekam di setiap lapas.
"Ilustrasinya, di Lapas Banceuy (Kota Bandung) enam blok hanya dijaga oleh tujuh orang. Tujuh orang itupun tidak semua menjaga. Jadi ada dua blok yang tidak dijaga," kata dia.
Agus menyebutkan, keadaan tersebut dialami oleh hampir seluruh lapas di wilayah Jawa Barat. Ditambah dengan banyaknya bandar narkoba yang menghuni sejumlah lapas. Dari 18 ribu narapidana yang tersebar di seluruh lapas di Jawa Barat, 8 ribu diantaranya merupakan napi kasus narkoba.
"Setiap hari 30-40 narapidana masuk ke dalam lapas atau rutan di Jabar. Jadi, ini berat. Sedangkan, sudah tiga tahun kami tidak ada penamabahan personel," Agus berujar.
Dalam satu bulan terakhir ini, Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Jawa Barat telah menemukan lebih dari 50 narapidana yang positif menggunakan narkoba. 50 narapidana tersebut berasal dari Lapas Kelas II A Banceuy, Kota Bandung dan Lapas Kelas II A Karawang.
"Lapas Karawang ada 46 napi yang setelah dites urin positif menggunakan narkoba. Sedangkan, kemarin (Sabtu) di Lapas Banceuy ada lima orang positif," kata Agus.
Direktur Reserse Narkoba Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Aman Gane mengatakan, jaringan pengedar narkoba di dalam lapas di wilayah Jawa Barat cukup banyak. "Kami duga sebagian penyebaran narkoba di Jawa Barat dikendalikan di dalam lapas," ujar Aman kepada wartawan, Jumat, 5 Februari 2016.
Aman mengatakan, dengan keadaan tersebut pihaknya akan bekerjasama dengan lapas dan Kementerian Hukim dan HAM untuk intensif melakukan razia.
"Kita akan ungkap jaringan yang ada di Jabar. Termasuk jaringan lapas."
IQBAL T. LAZUARDI S