TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi hal utama yang harus dilakukan saat ini. Ketersediaan infrastruktur diyakini bisa mengurangi ketimpangan ekonomi yang terjadi antara Jawa dan luar Jawa.
Menurut Jokowi, konsep pembangunan yang saat ini diterapkan pemerintah bukan lagi terpusat di Jawa atau Java Sentris. "Saat ini kami gunakan konsep Indonesia Sentris. Jadi jangan kaget kalau anggaran untuk Indonesia Timur lebih besar beberapa kali lipat," kata Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri Rapat Kerja Nasional di Jakarta International Expo, Jakarta, Minggu, 10 Januari 2016.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan. Selain Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, acara itu juga dihadiri oleh beberapa menteri Kabinet Kerja serta ketua umum partai politik. Salah satu tema yang diangkat dalam Rakernas PDIP pertama tahun ini adalah mengenai perencanaan pembangunan.
Jokowi mencontohkan beberapa proyek infrastruktur yang saat ini dalam tahap pengerjaan, salah satunya adalah Tol Trans Sumatera. Pada awalnya, kata dia, banyak warga di sana yang meragukan pembangunan jalan yang menghubungkan provinsi-provinsi di Sumatera itu. Apalagi, 30 tahun lalu, di lokasi yang sama pemerintah juga telah melakukan peletakan batu pertama tanpa realisasi.
Namun, Jokowi menjanjikan bahwa hal yang sama tak akan terulang saat ini. Buktinya, beberapa ruas tol sudah hampir terhubung. Tak cuma Trans Sumatera, pengerjaan beberapa proyek jalan perbatasan yang saat ini juga sedang dikebut. Proyek jalan perbatasan menunjukkan bahwa pemerintah serius melakukan pembangunan dari pinggiran.
Jokowi mengakui, pembangunan infrastruktur memang membutuhkan banyak biaya. Juga keputusan politik. Jokowi mencontohkan proyek mass rapid transit yang saat ini sedang berjalan. Konsep MRT sebenarnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu namun tak kunjung terealisasi. "Itu keputusan politik, buktinya saat ini pembangunannya sudah berjalan," ujar Jokowi sambil menunjukkan gambar progres pengerjaan MRT.
FAIZ NASHRILLAH