TEMPO.CO, Bandung - Libur panjang sejak Natal hingga tahun baru sudah usai, tapi penjual kaus Bandung masih kebanjiran pesanan. Para pembeli masih banyak yang memesan beberapa model kaus bertema Bandung.
Seorang penjual kaus, Rahmat Koswara, mengatakan para pemesan kebanyakan adalah wisatawan asal Jakarta dan Semarang. "Waktu libur panjang, banyak yang beli sehingga kehabisan stok. Untuk itu, mereka ada yang memesan 12 atau 20 potong untuk dikirim," katanya di Bandung, Ahad, 3 Januari 2015.
Pada hari biasa, Rahmat hanya menjual 30 kaus setiap hari. Namun, pada libur Natal dan tahun baru, ia bisa menjual 100 kaus tiap hari. Omzet bersih per hari bisa mencapai Rp 3-5 juta. "Pastinya setiap libur panjang penjualan meningkat. Hari biasa turun lagi, ramainya nanti pas weekend," Rahmat berujar.
Noriati Setyaningrum, 30 tahun, pembeli asal Semarang, mengatakan oleh-oleh khas Bandung yang banyak diminati adalah kaus yang beragam dengan tulisan yang menarik. "Kaus yang dijual di kaki lima ini kualitasnya tak kalah bagus dengan yang di toko," ucapnya.
Fashion Bandung juga diminati turis asing. Seorang turis asal Singapura, Nira Soleam, memborong banyak kaus khas Bandung, termasuk titipan rekan-rekannya. "Kaus Bandung ini untuk oleh-oleh kawan di Singapura. Kalau bawa makanan agak sulit, hanya makanan yang dikemas yang dapat dibawa. Jadi kita lebih banyak bawakan mereka baju," ujar Nira.
DWI RENJANI